INformasinasional.com, Nias Utara – Dibalik aroma sedap dapur SPPG Hilidundra Lotu, kini berdenyut semangat baru. Enam puluh relawan, para juru masak sekaligus penjaga gizi anak-anak mengikuti pelatihan ketat tentang keamanan pangan olahan siap saji, digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Utara di Yayasan Prabu Center 08, Desa Hilidundra Lotu, selama dua hari, 16–17 Oktober 2025.
Pelatihan ini bukan sekadar urusan resep dan rasa. Dibalik apronnya, para peserta diajari menjadi “penjaga kehidupan” yang memastikan setiap makanan bergizi yang keluar dari dapur SPPG aman, bersih, dan layak dikonsumsi.
Kepala Dinas Kesehatan Nias Utara Yaadil Telaumbanua menegaskan, setiap dapur MBG (Makanan Bergizi Gratis) wajib memenuhi standar tinggi keamanan pangan. “Minimal 50 persen tenaga dapur harus bersertifikat pelatihan pangan. Itu syarat mutlak untuk memperoleh SLHS Sertifikat Laik Higiene Sanitasi,” ujarnya tegas saat menutup pelatihan.
Ia menambahkan, setiap pekerja didapur SPPG juga wajib menjalani tes kesehatan dirumah sakit, memastikan tidak ada risiko kontaminasi dari penjamah makanan. “Pelatihan ini bukan hanya formalitas. Ini soal keselamatan dan masa depan anak-anak kita,” tandasnya.
Yaadil mengungkapkan, dari delapan dapur MBG yang aktif di Nias Utara, empat sudah mengikuti pelatihan serupa. “Empat lagi akan kita lanjutkan minggu depan. Target kita: seluruh dapur MBG bersertifikat dan siap inspeksi,” katanya.
Ia juga meminta dukungan penuh dari Korwil SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) dan seluruh tim SPPG agar selalu terbuka terhadap inspeksi Dinas Kesehatan. “Kami tidak datang untuk mencari kesalahan, tapi memastikan standar keamanan pangan dijalankan secara disiplin,” imbuhnya.
Person in Charge (PIC) SPPG Hilidundra Lotu, Hiskia Harefa, mengapresiasi langkah progresif Dinas Kesehatan. “Terima kasih kepada seluruh narasumber. Ilmu yang diberikan akan kami terapkan agar dapur kami bukan hanya produktif, tapi juga higienis dan profesional,” ujarnya.
Nada serupa datang dari Desman Faeri Harefa, Korwil SPPI Nias Utara. Ia menilai dukungan Dinas Kesehatan terhadap program Badan Gizi Nasional sebagai bentuk komitmen nyata. “Kami berharap, dalam setiap inspeksi nanti, jangan sungkan memberi koreksi. Justru dari kritik, dapur kami bisa lebih baik,” ucapnya lugas.
Sementara itu, Delina, salah satu peserta, mengaku pelatihan ini membuka wawasan baru tentang cara mengolah makanan bergizi dengan aman. “Kami jadi tahu bagaimana mengelola dapur sesuai standar kesehatan. Ini ilmu yang akan kami jaga dan jalankan,” tuturnya dengan mata berbinar.
Pelatihan dua hari ini mungkin berakhir, tapi di dapur-dapur SPPG, semangat itu baru mulai menyala: menyiapkan makanan bergizi dengan sepenuh hati dan dengan standar yang tak main-main.
Laporan: Sokhinaaro Telaumbanua
Discussion about this post