INformasinasional.com-BATU BARA. Penggalian parit Perkebunan milik PTPN4 kebun Tanah Itam Ulu, di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), bersempadan dengan badan jalan umum dinilai membahayakan. Penggalian parit itupun sempat viral di media. Bahkan, Bupati Batu Bara, H Zahir, berang kepada pelaksana proyek.
Karena, pembangunan parit tersebut tanpa koordinasi, penggalian parit dianggap terlalau dekat dengan badan jalan, sebagaimana aturan undang- undang jarak dari badan jalan 7 meter.
Menyikapi permasalahan tersebut, Ketua Dewan Penasehat Partai Gerindra, H Muhammad Rafik, menyebut, viralnya kemarahan Bupati Batu Bara itu sangat bagus.
“Bagus ini ada teguran, tapi hal inikan bukan hari ini saja ada penggalian, yang mengakibatkan runtuhnya bahu jalan” Sebutnya.
[irp posts=”17682″ ]
Rafik memberikan contoh di beberapa jalan di Batu Bara, seperti arah ke Bulan-Bulan, Tanah gambus, Pasir putih, dan di beberapa tempat lain.
Bahkan kata Rafik, dirinya bersama beberapa aktivis pernah memberhentikan aktivitas serupa penggalian parit.
“Kami pernah stop kegiatan yang sama bersama kawan-kawan akrivis dan awak media di salah satu penggalian di PT Socfindo. Jadi dimana saja selama ini pejabatnya” kata Rafik dengan nada tinggi.
Pada prinsipnya, kita dukung pak Zahir tegur pihak perkebunan yang menggali parit pembatas agar aset pemerintah tidak rusak akibat dari penggalian itu.
Tapi sangat disayangkan, kenapa baru sekarang perhatiannya. diakhir masa jabatannya, kemana saja selama ini pejabat yang berwenang, apa kah semua cuma ABS. Inikan sudah lama terjadi di berbagai tempat di Batu Bara, bahkan hampir setiap hari kelihatan oleh pejabat. Bahkan ada bahu jalan yang sudah runtuh seperti jalan Bulan- Bulan.
Seharusnya jauh sebelumnya teguran dan peraturan itu di tegakkan, jangan sudah merusak aset, dan sudah makan korban baru bertindak.
kita mintak juga pihak perkebunan jangan sewenang-wenang menggali pembatas kebun sehingga merusak dan makan korban. Kalau ini sudah terjadi, siapa yang disalahkan. Dan ada duga akibat lemahnya pengawasan anggota DPRD Batu Bara dan aparat pemerintah dari Desa, Camat, Dinas sampai ke Bupati. Jangan menjadi isu liar dikalangan masyarakat, diujung jabatan baru sibuk, beber si politisi Partai Gerida itu.
(Eka Suhendra)