INformasinasional.com-BANDA ACEH. Sebanyak 418 bencana melanda Aceh sepanjang tahun 2023 yang didominasi kebakaran dan banjir. Bencana tersebut menyebabkan sembilan orang tewas dan 10 lainnya mengalami luka-luka.
“Jumlah bencana tahun 2023 di Aceh itu 418, lebih sedikit dibandingkan tahun 2022 yang terjadi sebanyak 469 kejadian. Namun, nilai kerugian justru bertambah dari Rp 335 miliar pada 2022 menjadi Rp 430 miliar pada 2023,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).
Menurutnya, kerugian dihitung dari kerusakan infrastruktur, harta benda warga, dan lahan pertanian. Sepanjang tahun, bencana yang melanda Tanah Rencong meliputi kebakaran pemukiman, banjir luapan, banjir bandang, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), angin puting beliung, longsor serta abrasi.
[irp posts=”18927″ ]
Ilyas menyebutkan, kebakaran rumah warga mengalami penurunan dari tahun 2022 sebanyak 153 kejadian menjadi 149 kejadian pada 2023. Sementara angin puting beliung juga mengalami penurunan dari 71 kali menjadi 44 kali.
Sementara banjir terjadi sebanyak 105 kali yang berdampak terhadap 8.047 rumah dan 8 jembatan serta 15 tanggul rusak. Selain itu, banjir juga menyebabkan 4.838 hektare sawah sawah terendam.
BPBA juga mencatat karhutla terjadi 85 kali yang menyebabkan 252 hektare lahan terbakar. Ilyas mengatakan, Aceh juga dilanda banjir bandang sebanyak tiga kali yang menyebabkan kerugian sekitar Rp 18 miliar.
“Semua bencana juga berdampak pada 84 sarana pendidikan, 1 sarana kesehatan,4 sarana pemerintahan, 46 sarana ibadah. Berdampak pula pada 168 ruko, 22 jembatan,32 tanggul dan 333 meter badan jalan akibat banjir dan longsor. Terhitung pula 1.987 rumah rusak akibat kebakaran pemukiman, angin puting beliung, banjir dan longsor,” jelas Ilyas.
Ilyas mengimbau masyarakat agar menjaga alam dan tidak mengeksploitasi hutan secara berlebihan untuk mencegah karhutla, banjir dan longsor. Masyarakat juga diimbau selalu siap dalam menghadapi berbagai bencana yang melanda.
“Mari bersama-sama kita melakukan upaya pengurangan risiko bencana, karena penanggulangan bencana adalah urusan bersama, baik pemerintah maupun masyarakat dari berbagai elemen,” ujarnya.(dtc)