INformasinasional.com-TANIMBAR, MALUKU. Kepala kantor gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Saumlaki Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Ronald Tuhilatu, mengatakan, pihaknya telah memberhentikan mitranya yang diduga merupakan oknum ilegal dalam pemasok beras Bulog di pasaran. Hal itu dikatakan Ronald Tuhilatu di Kantor gudang beras Saumlaki di Jalan Poros Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Rabu (28/2/2024).
Kepada wartawan, Ronald Tuhilatu itu, terkait kejadian adanya dugaan oknum ilegal pemasok beras Bulog di kota Larat dan sekitarnya.
[irp posts=”22684″ ]
“Kejadian di Larat sudah saya koordinasikan dengan Kepala Kantor cabang Bulog di Tual, sudah ditelusuri lalu ditemukan mitra yang bersangkutan dan sudah diberhentikan,” kata Ronald Tuhilatu.
Menurutnya, dengan kejadian itu, ianya sempat dipanggil menghadap oleh Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar melalui Asisten 2 Drs Josef James Kelwulan.
“Pak Josef James Kelwulan memintai pihak Bulog menyikapi kejadian itu dan telah menjelaskan upaya-upaya yang sudah dibuat tindakan perbaikan dan pencegahan untuk tidak lagi terulang kejadian seperti itu. Saya sudah koordinasi dengan Tual dan tindakan tegas kepada mitra binaan Bulog. Dan sudah diberhentikan. Kemudian kantor Bulog Tual Kabupaten Maluku Tenggara, akan berkoordinasi dengan pihak ASDP dan pihak PELNI sebagai tindakan pencegahan, supaya kalau masih ada lagi pengiriman beras Bulog ke wilayah Tanimbar tentunya di tolak,” kata Ronald lagi.
Disebutkan Rinald, beberapa pihak yang membandel nantinya yang harus ditindak, bila dari pihak Polres Kepulauan Tanimbar melihat adanya pelanggaran hukum disitu maka itu adalah ranah kepolisian, kita mendukung untuk ditindak supaya memberikan efek jera.
Kehadiran Bulog adalah untuk membantu masyarakat, baik dalam bantuan pangan yang gratis maupun dalam rangka stabilisasi harga yang murah sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Namun diakuinya, dalam penugasan itu kadang-kadang ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, lalu memanfaatkan situasi mencari celah dengan adanya beras Bulog yang disubsidi dengan harga murah.
Bulog hadir dengan tujuan untuk membantu masyarakat sebagai intervensi pemerintah terhadap bahan pokok yang benar-benar vital bukan untuk menjadi pesaing dari pedagang sehingga kemudian pedagang berpikir bahwa dengan adanya beras bulog maka beras pedagang menjadi tidak laku.
“Terimakasih kepada pihak media yang telah mengawali dan mengungkap kejadian ini, mengingat kondisi beras yang lagi sulit di Indonesia, dimana harga beras masih sangat tinggi, namun kehadiran beras Bulog tentunya untuk membantu masyarakat kecil yang membutuhkan,” sebutnya.
(Jo Kopong)