INformasiNasional.com-HUMBAHAS.Bencana alam di Desa Simangulampe kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara yang mengakibatkan 10 orang hilang dan puluhan rumah rusak parah akibat tertimbun material longsor, pada 2 Desember 2023 yang lalu, masih belum hilang dari ingatan.
Bencana alam itu, dicatat sebagai tragedi bencana luar biasa di Humbahas dan Sumatera Utara.Berbagai dalil bermunculan pemicu terjadinya longsor dan banjir bandang yang membawa bongkahan batu berukuran besar dan puing berupa batang pohon serta ranting berikut air bah bercampur lumpur.
Spekulasi dugaan terjadinya bahwa banjir disertai longsor disebabkan likuifaksi tanah.diduga erat kaitanya dengan intensitas curah hujan yang tinggi.
Dugaan aktivitas “kejahatan lingkungan” penebangan hutan di Bukit Holbung Siboli-Boli Habeahan Kecamatan Lintongnihuta disebut sebagai pemicu utama terjadinya bencana alam itu.
Tragedi bencana alam itu,memaksa kehadiran Pj Gubsu Pj Gubernur Sumut Hasanuddin bersama Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Kapoksahli Pangdam I/BB Brigjen TNI David Hatigoran Hutagaol untuk melihat dan mencari informasi soal upaya yang sudah dilakukan oleh Tim SAR dan Tim terpadu lainya dan apa penyebab terjadinya bencana.
Seiring dengan waktu,Polres Humbahas, katanya,telah menetapkan beberapa tersangka lengkap dengan barang bukti sebagai bukti awal permulaan untuk melakukan penyelidikan.Akan tetapi,hasil sidik dan lidik belum terpublikasi secara resmi dari pihak terkait.
Konon,dugaan keterlibatan salah satu oknum APH dan Oknum Kepala Desa Kecamatan Lintongnihuta dalam praktek dugaan pembalakan hutan tersebut, mengakibatkan bencana alam dan korban jiwa di Desa Simangulampe.
Pembenaran soal dugaan praktik illegal logging penyebab bencana longsor itu,dikuatkan Bupati Humbahas,Dosmar Banjarnahor,ketika itu, berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak Polres untuk memproses aksi penebangan pohon yang terjadi di Desa Habeahan ini.
Untuk itu,kata Dosmar,dikutip dari fanpage resmi Pemkab Humbahas,mengharapkan semua pihak terkait, termasuk kades dan perangkat desa untuk bekerjasama dan terbuka dalam mencari dalang penyebab gundulnya hutan yang ada di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta.
Sementara itu,Dosmar Banjarnahor,di laman instagram Dosmarb,tulis nya,menyebut,dari informasi yang dihimpun dari masyarakat bahwa penebangan liar di Desa Sitolu Bahal kecamatan Lintongnihuta,mencatut nama oknum dibekingi oleh aparat inisial DS.
Di tempat terpisah, iKadis Sosial Humbahas,Frans Judika Pasaribu, Jumat,(22/3/2023) di ruang kerjanya,membenarkan bahwa Pemkab Humbahas melalui Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) telah menyerahkan santunan kepada ahli waris korban bencana banjir dan tanah longsor bencana banjir dan tanah longsor di Desa Simangulampe Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan.
Dia menyebut,bahwa santunan tadi,diterima oleh 12 orang korban meninggal dunia dan 1 orang korban luka, dengan total santunan sebesar Rp 185 juta rupiah.
[irp posts=”23629″ ]
“Penyerahan bantuan bersumber dari Kemensos RI,telah diterima ahli waris korban dan korban luka.Dengan rincian Rp 15 juta per orang dan untuk korban luka sebesar 5 juta,”ujarnya.
Disoal tentang donasi spontanitas untuk korban bencana Simangulampe,Dia mengakui,bahwa sumbangan spontanitas masyarakat untuk korban bencana dimaksud masih belum disalurkan dan masih tersimpan di rekening khusus.
“Untuk bantuan atau sumbangan spontanitas korban bencana Simangulampe,hingga saat ini,belum tersalurkan untuk para korban dan katanya masih tersimpan di nomor rekening khusus bencana alam.Jumlah bantuan yang terkumpul.Dalam waktu dekat,akan diumumkan dan diserahkan kepada ahli waris korban bencana sesuai dengan mekanisme,”tutupnya.
(Glend/tim).
