INformasinasional.com-LANGKAT. Anggota Komisi X DPR RI, Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin, mengatakan, luas negara Indonesia seluas 16 negara yang ada di Eropa. Indonesia memiliki 1.239 warisan budaya bukan benda, seperti syair dan pantun, jadi warisan budaya para leluhur ditanah air itu harus dilestarikan dan dipertahankan.
“Jadi ini harus dipertahankan goegrafisnya, sehingga budayanya bisa dilestarikan, kalau tidak bisa punah,” kata Djohar Arifin Husin pada Workshop, Peran Masyarakat Adat Dalam Mempertahankan Budaya Melayu Langkat di Stabat, yang diadakan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Dirjen Kebudayaan-Kemendikbudristek RI bersama Komisi X DPR RI, Minggu (25/8/2024) di gedung Pegnasos Provinsi Sumut di kecamatan Stabat, kabupaten Langkat.
[irp posts=”29710″ ]
Workshop tentang peran masyarakat adat dalam mempertahankan budaya Melayu Langkat. Peserta workshop merupakan kalangan perwakilan masyarakat Melayu dari 23 kecamatan yang ada di Langkat. Workshop ini diinfirasi anggota Komisi X DPR RI, Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin.
Workshop dengan tema peran masyarakat adat dalam mempertahankan budaya Melayu Langkat menghadirkan nara sumber Prof Dr Pujiati MSoc Sc Phd- Guru Besar bidang Ilmu Telaah Pranata USU, Prof Dr Fahruddin Azmi – Guru Besar UIN dan Prof Dr Khairil Ansyari MSc Guru Besar Fakultas Pendidikan dan Bahasa dari Unimed.
Hadir di workshop itu Syamsul Hadi SH MM dari Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Dirjen Kebudayaan-Kemendikbudristek RI, serta Yuni Ariani Nasution mewakili Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Langkat.
Menurut Djohar Arifin Husin, tentang budaya, makin lama makin sedikit mengenal budaya dan bahasa. “Jadi budaya dan bahasa daerah perlu dipertahankan, dan diharapkan sekolah-sekolah bisa menerapkan pelajaran bahasa daerah. Seperti di Langkat budayakan bahasa Melayu Langkat, di Kabupaten Karo budayakan bahasa daerah Karo,” katanya.
Kemudian, sifat-sifat keperibadian suku harus diperhatikan. Contohnya di Langkat, orang Langkat dahulu jujur, berpendidikan, bermartabat, taat, disiplin, berilmu dan beradat, kata mantan Ketua Umum PSSI itu.
Sebelumnya, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Dirjen Kebudayaan-Kemendikbudristek RI, Syamsul Hadi SH MM, mengatakan, pihaknya sudah melakukan kerjasama adfokasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, terhadap 25 Kementerian/Lembaga.
“Langkat sejak tahun 1.800 merupakan daerah yang maju dengan penghasil minyak bumi. Kedepan, Langkat diharapkan dapat perhatian khusus dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,” katanya.
Dikatakan Syamsul Hadi, di 2024 merupakan tahun transisi di pemerintahan, para pemangku adat dan sesepuh/maestronya dapat berperan dalam melestarikan kebudayaan di Langkat.
Dari sisi regulasi untuk kemajuan kebudayaan sudah cukup lengkap, tinggal pihak yang berkompeten lagi untuk mengusulkan tentang pelestarian budaya, katanya.*
(Misnoadi)