INformasinasional.com.LHOKSEUMAWE. Karya para pengrajin di Lhokseumawe kian tumbuh dan berkembang, hanya saja butuh inovasi dan variasi teknik agar memiliki daya saing.
Ketua Dekranasda Provinsi Aceh Ny Safriati mengingatkan para pengrajin saat berkunjung ke Gampong Jambo Masjid, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Kamis (24/10/2024).
“Pengrajin anyaman pandan sudah bagus, hanya saja butuh variasi dan inovasi agar hasil yang di produk oleh para pengrajin memiliki daya saing, apalagi diera digital sekarang, para pengrajin membutuhkan ketrampilan lebih, tidak hanya sebatas tikar yang dihasilkan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Ny Safriati, para pengrajin butuh pendampingan, tidak hanya dalam hal pembuatan tikar, tapi juga dibutuhkan pendampingan teknologi, sehingga karya yang dihasilkan sangat inovatif dan kreatif. Peluang pasar saat ini sangat kompetitif, makanya karya para pengrajin harus memiliki daya saing.
[irp posts=”32924″ ]
Gampong Jambo Masjid di Kecamatan Blang Mangat, menjadi salah satu Gampong di Lhokseumawe paling banyak melahirkan pengrajin anyaman tikar dengan menggunakan bahan baku dari daun pandan berduri.
Sementara Pj Wali Kota Lhokseumawe, A Hanan, yang ikut mendampingi Ketua Dekranasda Provinsi Aceh Ny Safriati mengatakan Pemko Lhokseumawe terus melakukan pembinaan dan penilaian terhadap anyaman tikar perwailan Lhokseumawe untuk nominasi tingkat provinsi.
“Kami berharap tata dan motif anyaman tikar di Desa Gampong Masjid dapat menjadi nominasi di tingkat Provinsi Aceh dan bersaing dengan baik.” katanya
Disebutkan, Pemko dan Dekranasda Lhokseumawe tetap berkomitmen mendukung para pengrajin secara maksimal dengan melakukan pembinaan, bertujuan untuk memberikan pendidikan lebih spesifik dalam memperkaya motif anyaman.
Disisi lain, Ketua Dekranasda Aceh, Ny. Safriati, menjelaskan agar pengrajin di Gampong Jambo Mesjid fokus pada kerajinan anyaman. “Kami memberikan arahan, masukan, dan koreksi agar masyarakat lebih terbuka terhadap perubahan dan peningkatan kualitas produk di masa mendatang,” ujarnya.
Safriati juga mendorong pentingnya kolaborasi antara pengrajin dan Dekranasda, baik di tingkat kota maupun provinsi, untuk memastikan produk anyaman dari daerah ini bisa dikenal lebih luas dan memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Daerah ini memiliki potensi besar, urainya, karena bahan baku untuk anyaman tersedia di sekitar. Ini memerlukan perhatian dari Pemko dan Dekranas Lhokseumawe agar terus terpelihara.
Pj Dekranasda Lhokseumawe, Ny. Ainal Mardhiah, S.Sos, mengungkapkan bahwa pembinaan dan monitoring yang dilakukan mencakup pembekalan manajemen pembukuan, desain motif, manajemen produksi, hingga tahap finishing dan kreasi bentuk dalam berbagai produk anyaman tikar.
Beberapa motif anyaman tikar yang telah dihasilkan di Jambo Mesjid antara lain Kerawang, Bungong Gapeuh, Tungkoi Bawang, Bate Meuraksa, dan motif Bintang Cangge.
Reporter : Sugito Tassan