INformasinasional.com-MEDAN. Proses dan tahapan pemilihan calon Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Medan periode 2024-2028 menuai sorotan tajam. Beberapa pihak menilai pelaksanaan pemilihan tersebut tidak transparan dan diduga melibatkan oknum pejabat KONI Medan yang berpihak kepada salah satu calon, Aswindy Fachrizal.
Ketua Aliansi Aktivis Kota (AKTA), Ari Gusti, menyatakan bahwa ada indikasi ketidaknetralan dalam proses pemilihan, terutama dengan beredarnya pesan WhatsApp dari Sekretaris Umum (Sekum) KONI Medan yang meminta cabang olahraga (cabor) pemilik hak suara untuk mendukung Aswindy Fachrizal. Pesan itu dikirim pada 5 November 2024, menunjukkan arahan untuk mendukung salah satu calon tertentu.
[irp posts=”34522″ ]
“Sebagai pejabat KONI, mereka seharusnya netral. Namun, dengan beredarnya pesan WhatsApp tersebut, jelas terlihat ada upaya sistematis untuk mendukung salah satu calon dan menghambat calon lain,” ungkap Ari Gusti pada Jumat (29/11/2024).
Selain dugaan ketidaknetralan, calon yang didukung 34 cabor tersebut diduga tidak mendapat izin dari Wali Kota Medan. Lebih parahnya, muncul tuduhan intimidasi terhadap cabor pendukung dengan janji-janji manis berupa uang, yang mencerminkan praktik tidak etis dalam proses pemilihan.
Ari menegaskan bahwa masyarakat Medan, khususnya para pemerhati olahraga, tidak ingin proses pemilihan Ketua KONI Medan tercoreng oleh praktik-praktik curang yang justru merugikan kemajuan olahraga di kota ini. Ia mendesak agar proses pemilihan ini dibatalkan atau diundur.
“Kita tidak ingin pemilihan Ketua KONI Medan menjadi salah satu yang terburuk. Apalagi ada desas-desus bahwa pemilihan pada 20 Desember 2024 akan dipaksakan berjalan secara aklamasi demi meloloskan calon tertentu. Hal ini sangat merugikan kompetisi yang sehat,” lanjut Ari.
Menurutnya, keberpihakan pejabat KONI Medan terhadap salah satu calon diduga kuat sebagai upaya untuk mengamankan posisi mereka di periode mendatang. “Ada indikasi oknum-oknum ini lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok daripada memajukan olahraga Medan,” tambahnya.
Ari juga meminta Wali Kota Medan untuk turun tangan dan mengevaluasi kembali proses pemilihan yang dinilai tidak adil dan tidak sportif. Ia mendesak agar Sekum KONI Medan yang diduga terang-terangan mendukung salah satu calon segera ditindak tegas.
“Pemilihan ini harus ditinjau ulang agar berjalan secara fair, adil, dan sportif. Jangan sampai Ketua KONI Medan yang terpilih nanti hanya didorong oleh nafsu kekuasaan tanpa memikirkan visi untuk kemajuan olahraga di Medan,” tegasnya.
Proses pemilihan Ketua KONI Medan menjadi ujian besar bagi integritas lembaga ini. Masyarakat berharap adanya langkah tegas untuk memastikan pemilihan berjalan bersih demi memajukan dunia olahraga di Kota Medan.(Rel)