INformasinasional.com-LANGKAT. Menteri Koordinator Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi makam Pahlawan Nasional Tengku Amir Hamzah di Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Kunjungan Yusril ke makam ini dilakukan usai memberikan orasi ilmiah di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU). Sebelumnya, ia juga melaksanakan salat Zuhur di Masjid Raya Azizi, salah satu masjid bersejarah di daerah tersebut.
“Bakda salat, saya secara khusus berziarah ke makam Pahlawan Nasional Tengku Amir Hamzah, sastrawan dan pejuang yang gugur pada Revolusi Sosial di Sumatera Timur tahun 1946,” ujar Yusril, seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya, Kamis (9/1/2025).
Keprihatinan Terhadap Kondisi Makam
Dalam kunjungannya, Yusril menilai bahwa kondisi makam dan taman peringatan Amir Hamzah kurang terawat. Ia mencatat sejumlah kerusakan, termasuk cat yang pudar, kebersihan yang kurang terjaga, serta tulisan di dinding monumen yang rusak tanpa perbaikan.
“Satu hal yang membuat saya sedih adalah taman yang dibuat untuk mengenang Amir Hamzah di samping Masjid Azizi terlihat butuh perhatian khusus,” ungkapnya.
Ia juga mengimbau Pemerintah Daerah (Pemda) Langkat untuk lebih memperhatikan situs bersejarah ini. Menurutnya, pemeliharaan yang baik dapat menjaga nilai sejarah dan kelestarian lingkungan sekitar.
[irp posts=”35897″ ]
“Saya berharap Pemda Langkat dapat memberikan perhatian dan merawat taman, masjid, serta lingkungan sekitarnya agar nilai sejarahnya tetap terjaga,” tambah Yusril.
Amir Hamzah: Pahlawan, Sastrawan, dan Nasionalis
Yusril menyampaikan kekagumannya terhadap sosok Tengku Amir Hamzah yang dikenal sebagai penyair besar dan tokoh nasionalis. Amir Hamzah, yang juga dikenal sebagai “Raja Penyair Pujangga Baru,” meninggal tragis pada usia 35 tahun akibat propaganda politik yang memanas saat Revolusi Sosial.
“Amir Hamzah adalah seorang nasionalis sejati. Dialah yang mengibarkan bendera Merah Putih di depan Istana Kesultanan Langkat, dan Kesultanan Langkat menyatakan dirinya sebagai bagian dari NKRI tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan,” jelas Yusril.
Tragedi kehidupan Amir Hamzah, lanjut Yusril, tercermin dalam karya-karya puisinya yang menyuarakan cinta kepada Tuhan, tanah air, dan kemanusiaan. Ia mengaku telah membaca hampir semua karya tulis Amir Hamzah, termasuk disertasi dan buku yang membahas karya sastranya.
Harapan untuk Generasi Muda
Melalui ziarah ini, Yusril juga berharap generasi muda dapat belajar dari sosok Amir Hamzah. Ia menekankan pentingnya menghormati sejarah dan menjaga warisan budaya sebagai bagian dari identitas bangsa.
“Amir Hamzah bukan hanya milik masa lalu, tetapi inspirasinya hidup untuk masa depan. Kita harus menjaga semangat perjuangan dan karya sastranya agar tetap relevan,” tutup Yusril.
Dengan kondisi yang memprihatinkan ini, diharapkan ada langkah konkret dari pemerintah dan masyarakat untuk merawat serta melestarikan jejak-jejak sejarah pahlawan nasional seperti Tengku Amir Hamzah.*