INformasinasional.com-BANDA ACEH. Kalangan pelajar dan guru SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh menggelar kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa dan tsunami di halaman sekolah mereka. Kegiatan ini diikuti oleh 168 pelajar dan bekerja sama dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Lokal Jaya Baru serta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Aceh, Kamis (20/2/2925).
Kegiatan ini berlangsung dengan lancar hingga momen mengejutkan terjadi saat simulasi berlangsung. Pada saat yang bersamaan, gempa dengan magnitudo 5,2 terjadi di 103 kilometer barat daya Kota Banda Aceh. Hal ini semakin menambah realisme dalam latihan mitigasi yang sedang dilaksanakan.
Simulasi dimulai dengan para pelajar yang tengah menjalani proses belajar mengajar. Tiba-tiba, sirene peringatan dini tsunami berbunyi, menandakan terjadinya gempa bumi berskala besar. Siswa-siswi segera diarahkan untuk berlindung sesuai prosedur yang telah diajarkan. Setelah guncangan mereda, mereka dengan tertib keluar kelas dan berkumpul di halaman sekolah sambil membacakan selawat badar sebagai doa agar bencana segera berakhir.
[irp posts=”37306″ ]
Tim Palang Merah Sekolah segera bergerak menuju titik-titik tertentu untuk mengevakuasi rekan-rekan mereka yang berpura-pura mengalami cedera akibat bencana. Sementara itu, para guru memberikan pengarahan kepada siswa sambil menunggu informasi lebih lanjut dari lembaga kebencanaan terkait.
Ketika informasi tentang potensi tsunami diterima, seluruh peserta diarahkan menuju lapangan Jasmani Kodam Iskandar Muda sebagai titik evakuasi. Di sana, mereka berkumpul dan menjalankan prosedur penyelamatan yang telah direncanakan sebelumnya.
Kepala SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh, Darmawi Yusuf, SH, MH (JZ01BB), yang juga Ketua RAPI Lokal Jaya Baru, menjelaskan bahwa simulasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi mitigasi bencana kepada siswa. Ia menekankan bahwa pemahaman mengenai mitigasi sangat penting agar dampak negatif bencana dapat dikurangi.
“Simulasi ini merupakan praktik dari teori mitigasi bencana yang telah diajarkan sebelumnya. Kami berharap melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya memahami secara teori tetapi juga siap dalam situasi nyata. Kami juga mendorong agar mereka menyebarkan ilmu yang didapat kepada keluarga dan lingkungan mereka,” ujar Darmawi.
Ketua FPRB Aceh, Muhammad Hasan, SSi, MSi, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran pelajar sebagai individu yang tangguh dalam menghadapi bencana. Ia menambahkan bahwa Aceh, termasuk Banda Aceh, merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa dan tsunami.
“Kami ingin melihat bagaimana respons pelajar dalam menghadapi bencana. Dari sini, kami berharap terbentuk kelompok tangguh bencana di lingkungan sekolah, sehingga risiko dapat diminimalisir,” kata Hasan.
Kegiatan simulasi ini juga menjadi bagian dari upaya pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS) SMATIKA di SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh. Dengan adanya tim ini, diharapkan kesiapsiagaan terhadap bencana semakin meningkat di kalangan pelajar dan tenaga pendidik di sekolah tersebut.
(Laporan: A Iqbal SE)