INformasinasional.com-NIAS SELATAN.Waozatulo Lase, S.Pd., Kepala Sekolah SDN 078538 Sinar Nalawo, Kecamatan Idanotae, Kabupaten Nias Selatan, resmi dilaporkan ke Polres Nias Selatan oleh Ketua Komite Sekolah dan sejumlah orang tua siswa pada Senin (03/02/2025). Laporan tersebut berkaitan dengan dugaan penyalahgunaan jabatan serta indikasi korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Ketua Komite Sekolah, Ya’atulo Lase, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyerahkan laporan resmi kepada pihak berwajib dan beberapa dinas terkait. Salah satu dugaan utama adalah manipulasi data siswa dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Kami menduga ada penggunaan dana BOS yang tidak transparan dan manipulasi data siswa sebanyak 48 siswa fiktif. Jumlah siswa sebenarnya hanya 43 orang, tetapi di Dapodik tercatat 91 siswa. Hal ini tentu berdampak pada alokasi dana BOS yang berpotensi disalahgunakan,” ujar Ya’atulo Lase.
[irp posts=”38270″ ]
Selain itu, Kepala Sekolah juga diduga mengangkat serta memberhentikan tenaga guru honorer secara sepihak. Salah satu nama yang mencuat dalam kasus ini adalah istri kepala sekolah, Masiati Telaumbanua. Meskipun selama ini diketahui sebagai ibu rumah tangga, namanya tercatat dalam Dapodik sebagai guru honorer, padahal tidak pernah mengajar di sekolah tersebut.
Dugaan Pemalsuan Dokumen dan Mark-Up Anggaran
Ya’atulo Lase juga menuding bahwa dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang diserahkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Selatan telah direkayasa.
“Saya sebagai Ketua Komite Sekolah tidak pernah menandatangani atau memberikan stempel pada dokumen RKAS. Ini menimbulkan dugaan bahwa kepala sekolah sengaja memalsukan dokumen untuk kepentingan pribadi,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan adanya dugaan mark-up anggaran dan ketidakterbukaan dalam penggunaan dana BOS. Menurutnya, transparansi dalam pengelolaan dana sekolah sangat penting, dan dalam kasus ini, ada indikasi kuat penyalahgunaan wewenang.
Perubahan Status Istri dan Penghapusan Data Guru Honorer
Setelah mengetahui bahwa laporan telah diajukan ke polisi, Kepala Sekolah diduga berupaya mengubah status istrinya dari guru honorer menjadi operator sekolah pada 28 Januari 2025.
Selain itu, dua orang guru honorer berinisial DT dan MT yang telah diberhentikan sejak tahun lalu, masih tercatat sebagai penerima honorarium. Namun, setelah kasus ini mencuat dan dilaporkan, nama mereka buru-buru dihapus dari sistem pada tanggal yang sama.
“Yang menjadi pertanyaan, selama ini siapa yang menikmati honor tersebut? Jika dana masih terus dicairkan atas nama mereka, maka ada indikasi penyalahgunaan,” imbuh Ketua Komite Sekolah.
Respon Kepala Sekolah dan Aparat Kepolisian
Ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp pada Minggu (09/03/2025), Kepala Sekolah Waozatulo Lase, S.Pd., enggan memberikan keterangan secara rinci dengan alasan sedang berada di rumah duka.
“Lebih baik kita bertemu langsung empat mata agar lebih jelas,” jawabnya singkat.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Nias Selatan melalui penyidik pembantu (Juper) Briptu Anugerah Zai membenarkan bahwa laporan terkait dugaan korupsi ini sedang dalam proses penyelidikan.
“Kami telah mengirimkan surat kepada Inspektorat Kabupaten Nias Selatan dan sedang menunggu hasil audit. Jika ditemukan indikasi tindak pidana korupsi, kami akan menindaklanjuti sesuai prosedur hukum,” ujar Anugerah Zai.
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, dan publik menantikan hasil audit serta tindak lanjut dari aparat penegak hukum. Jika terbukti bersalah, tindakan tegas diharapkan dapat menjadi contoh agar pengelolaan dana BOS lebih transparan dan akuntabel.
Reporter: Mareti Tafonao
