INformasinasional.com-NIAS. Siswa dan guru di SMK Negeri 1 Gido, Kabupaten Nias, Sumatera Utara (Sumut) mengeluhkan soal kondisi ruang belajar mengajar mereka. Ruangan itu berasal dari bangunan dari papan dan jika hujan maka mereka tidak bisa belajar.
DetikSumut melansir, di Desa Somi, Kecamatan Gido, Senin (10/3/2025), bangunan sekolah itu tidak jauh dari pinggir laut. Sekolah ini memiliki 1 baris bangunan memanjang.
Terdapat 3 ruangan kelas, 1 ruangan guru, dan 1 ruangan kepala sekolah. Bangunan ini terbuat dari papan untuk sisinya dan atapnya seng tanpa plafon.
Salah satu guru bernama Mardalena Lase mengatakan jika bangunan sekolah ini merupakan swadaya masyarakat. Kemudian dijadikan SMK Negeri pada 2023.
“Bangunan ini semuanya swadaya masyarakat” kata Mardalena Lase di lokasi.
Saat ini, jumlah siswa di SMKN 1 Gido mencapai 146 orang. Tiap tahun jumlah siswa di sekolah ini meningkat dari tahun pertama hanya 20 siswa.
[irp posts=”38327″ ]
“Ini sekolah SMK Negeri 1 Gido sudah berdiri sejak 2023, ini baru mau tahun pertama menamatkan (siswanya), bulan April mau ujian,” ucapnya.
Mardalena menjelaskan jika terdapat 22 guru di SMK Negeri 1 Gido, dengan 1 tata usaha dan 2 orang satpam. Dari 22 guru, hanya 1 yang PNS yakni kepala sekolah, sedangkan sisanya masih honorer.
Saat ini hanya ada 1 jurusan di SMK Negeri 1 Gido. Jurusan tersebut adalah perikanan dengan jumlah kelas 1 terdiri 3 rombongan belajar, kelas 2 terdiri 2 rombongan belajar, dan kelas 3 terdiri 1 rombongan belajar.
Menurutnya, bangunan sekolah ini sebenarnya kurang layak untuk kegiatan belajar mengajar. Sehingga dia berharap dibangun ruangan yang layak.
“Seandainya kami dibangunkan bangunan baru, sekolah yang layak,” ujarnya.
Sementara siswi kelas XII bernama Mervinda Gulo menyebutkan jika kondisi ruangan belajar sangat panas jika sedang terik. Sehingga membuat proses belajar kurang nyaman.
“Belajar kek kondisi kek gini sih lingkungannya nyaman, cuman tempatnya kalau panas gini sangat panas kali, jadi belajarnya nggak enak gitu,” sebutnya.
Ruangan belajar disebut bolong sehingga saat hujan meja hingga lantai bakal basah. Sehingga kegiatan belajar mengajar ditunda.
“Kalau hujan juga ruangannya ada yang bolong-bolong, mejanya basah, jadi belajarnya ditunda dulu kalau ada hujan,” ucapnya.
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution meninjau kondisi sekolah itu dalam rangkaian kunjungan ke Nias. Siswa di SMK Negeri 1 Gido itu disebut antusias belajar, namun fasilitas sangat memprihatinkan.
“Melihat SMK Negeri 1 Gido yang secara antusias muridnya sangat baik dan tiap tahun penambahan siswanya juga sangat luar biasa, namun fasilitasnya masih sangat memprihatinkan,” kata Bobby Nasution usia meninjau.
Pemprov Sumut disebut bakal kembang SMK ini secara keseluruhan. Namun masih ada beberapa hal yang perlu di diskusikan, termasuk soal lokasi.
“Jadi kita ingin membangun secara utuh SMK ini sehingga bisa menjadi kebanggaan nanti di Kabupaten Nias, kalau penganggaran bisa kita lakukan tahun ini, tapi ada tadi ada sedikit yang perlu kamu diskusikan antara Pemprov dan Pemkab dan perlu kita sepakati dulu pembangunannya, lokasinya,” ujarnya.
Bupati Nias Yaatulo Gulo mengungkapkan jika masalah lahan itu terkait keberadaan sekolah di lahan sawah dilindungi (LSD). Status itu sudah ditetapkan jauh hari.
“Lokasi koordinatnya masuk LSD lahan sawah dilindungi secara tata ruang yang sudah ditetapkan jauh-jauh sebelumnya,” ungkap Yaatulo Gulo.
Lebih lanjut, Bobby menuturkan ada jika kemungkinan lokasi sekolah bakal dipindahkan jika ingin dibangun. Sudah ada opsi lahan yang bakal dijadikan pembangunan sekolah, namun harus dilihat terlebih dahulu.
“Namun tadi ada solusi opsi pindah tidak jauh-jauh, tetap di kawasan desa dan lebih dekat juga katanya mudah-mudahan ke siswa-siswinya, makanya saya pengen lihat dulu,” tutupnya.(detikSumut)