INformasinasional.com-PEMALANG.Menjelang waktu berbuka puasa, suasana di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Pemalang, selalu ramai oleh warga yang berburu takjil gratis. Tradisi berbagi makanan berbuka ini menjadi pemandangan khas setiap Ramadan, di mana berbagai komunitas, instansi, dan perorangan turut berpartisipasi dalam memberikan hidangan untuk mereka yang berpuasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata takjil berasal dari bahasa Arab ajjala – yu’ajjilu – ta’jilan yang berarti menyegerakan. Dalam konteks puasa, umat Islam dianjurkan untuk segera berbuka begitu waktu Magrib tiba. Rasulullah SAW sendiri biasa berbuka dengan beberapa butir kurma atau seteguk air sebelum melaksanakan salat Magrib.
[irp posts=”38589″ ]
Seiring berjalannya waktu, makna takjil mengalami perluasan. Di Indonesia, istilah ini merujuk pada aneka makanan ringan yang disantap sebelum makanan utama, seperti kolak, es buah, bubur, gorengan, hingga kudapan manis lainnya.
Setiap sore selama bulan Ramadan, warga Pemalang yang berburu takjil gratis berkumpul di beberapa titik favorit, seperti area GOR Sirandu hingga Jalan Gatot Subroto. Salah satu di antaranya adalah Sobirin (50), warga Kelurahan Bojongbata, yang mengaku hampir setiap hari datang ke lokasi tersebut untuk mendapatkan takjil.
“Alhamdulillah, banyak yang berbagi takjil. Kadang bisa dapat sampai lima bungkus,” ujar Sobirin sambil tersenyum.
Senada dengan Sobirin, Rohmani (55), seorang tukang becak yang mangkal di sekitar lokasi, juga mengandalkan pemberian takjil untuk berbuka puasa. Di sela menunggu penumpang, ia berharap ada komunitas atau individu yang berbagi makanan.
Pemandangan ini menciptakan kebersamaan unik di bulan suci. Tanpa disadari, para pencari takjil di lokasi-lokasi favorit seperti Gatot Subroto dan GOR Sirandu membentuk komunitas tidak resmi yang saling mengenal satu sama lain. Ramadan pun menjadi momen penuh keberkahan, di mana semangat berbagi dan kebersamaan semakin terasa di tengah masyarakat.
Reporter: Ragil Surono