INformasinasional.com, MEDAN – Ada pemandangan tak biasa di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Medan pada Jumat (12/7/2025). Di sebuah aula sederhana, puluhan warga binaan duduk bersila dengan mata terpejam, menarik napas dalam, lalu perlahan melepaskannya. Suasana hening itu bukan ritual, melainkan sesi hypnotherapy, sebuah metode rehabilitasi mental yang kini menjadi terobosan baru di balik jeruji besi.
Mengusung tema “Langkah, Tujuan, dan Harapan untuk Perubahan melalui Mental Health”, program ini menghadirkan Taufik Cht, CI, praktisi hypnotherapy bersertifikat sekaligus Sekretaris Layanan Rehabilitasi Narkoba LRPPN Bhayangkara Indonesia, sebagai pembicara utama.
Taufik menjelaskan, hypnotherapy bukanlah praktik mistis seperti yang sering disalahpahami, tetapi metode ilmiah untuk menyentuh pikiran bawah sadar. Melalui teknik ini, para warga binaan diajak menggali kekuatan diri, mengelola trauma masa lalu, hingga menanamkan keyakinan untuk bangkit dan berubah.
“Hypnotherapy adalah jembatan antara pikiran dan perubahan perilaku. Di sini, para tahanan bukan sekadar diberi kesadaran, tetapi juga dibantu memberdayakan diri untuk menentukan masa depan yang lebih positif,” ujar Taufik.
Kepala Rutan Kelas I Medan, Andi, menyambut antusias langkah ini sebagai bagian dari visi besar pembinaan manusia seutuhnya di rutan. Baginya, penjara bukan hanya ruang penebusan dosa, tapi juga laboratorium kehidupan kedua.
“Rehabilitasi bukan hanya soal hukuman. Kami ingin warga binaan keluar dari sini sebagai manusia yang lebih baik, siap kembali ke masyarakat dengan mental yang sehat dan harapan baru. Hypnotherapy adalah salah satu langkah inovatif ke arah itu,” ungkap Andi.
Program ini menjadi titik temu antara aspek psikologis, edukatif, dan spiritual. Di tengah stigma sosial yang kerap melekat pada mantan narapidana, kegiatan seperti ini memberikan secercah cahaya: bahwa di balik kesalahan masa lalu, selalu ada ruang untuk memperbaiki diri.
Bagi warga binaan yang mengikuti sesi, hypnotherapy terasa seperti oase di tengah gurun. Salah satu peserta, sebut saja Rahmat, mengaku merasakan ketenangan dan motivasi baru.
“Awalnya saya ragu, tapi setelah mengikuti sesi ini, saya jadi lebih yakin untuk memperbaiki diri dan menata ulang hidup saya,” ucapnya lirih.
Kegiatan ini diharapkan tidak berhenti sebagai program sekali jalan. Rutan Kelas I Medan berkomitmen menjadikannya bagian dari strategi pembinaan berkelanjutan, agar semakin banyak warga binaan yang pulang ke masyarakat dengan jiwa yang pulih, bukan sekadar tubuh yang bebas.(Misn’t)