INformasinasional.com Saumlaki, 25 Agustus 2025 – Sore itu, Café Barista di Jalan Ir. Soekarno, Saumlaki, tampak berbeda. Sejumlah jurnalis lokal berkumpul, dari RRI, Sentralpolitik.com, Jurnal.com hingga Suara Anak Negeri News. Mereka datang bukan sekadar meliput, tetapi juga untuk mendengar langsung klarifikasi dari Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia (YSKI).
Dihadapan awak media, hadir Deviarisman, konsultan YSKI, didampingi Karina Febriyanti Antara Hakapaa, juga konsultan, serta Rinny Agri Surya, penyuluh yayasan. Suasana cair, namun jelas ada hal serius yang ingin diluruskan.
Mengawali pembicaraan, Deviarisman menekankan bahwa YSKI hadir untuk memberikan edukasi pencegahan kanker, bukan semata-mata memperkenalkan produk herbal.
“Saya hormati media dan percaya berita yang disampaikan. Sosialisasi ini fokus pada pola hidup sehat, olahraga, pola makan, dan imunisasi HPV. Namun karena imunisasi HPV berbayar cukup mahal, kami juga memperkenalkan alternatif herbal,” ujarnya.
Herbal yang dimaksud, salah satunya temu putih. Tanaman ini, katanya, memiliki kandungan antiinflamasi dan zat aktif RIP yang diyakini dapat membantu pencegahan kanker. YSKI pun mengajarkan cara pengolahan dan dosisnya.
Namun Deviarisman juga menegaskan, masyarakat tidak boleh terkecoh membeli produk di platform online.
“Produk Zedomax resmi hanya dari PT Herbal Gold Indonesia. Jika ada yang dijual di marketplace, kami nyatakan tidak bertanggung jawab karena itu bisa palsu,” jelasnya.
Isu yang sempat beredar mengenai harga dan dugaan “jualan terselubung” membuat YSKI perlu memberi penjelasan. Karina Febriyanti menegaskan, harga resmi Zedomax adalah Rp600 ribu per botol, dan melalui program yayasan diberikan potongan hingga 50 persen.
“Ini program bantuan, bukan manipulasi harga. Karena itu, masyarakat jangan membandingkan dengan harga online. Silakan cek langsung ke PT Herbal Gold Indonesia,” tegas Karina.
Ia juga menyinggung sumber literatur dari Prof. Hembing Wijayakusuma dalam buku 1001 Tanaman Obat, yang menyebutkan potensi herbal tertentu untuk mendukung pencegahan kanker.
Rinny Agri Surya kemudian memperkuat klarifikasi dengan menunjukkan legalitas YSKI.
“Kami memiliki SK Menkumham, izin BPOM, sertifikat halal MUI, hingga dokter penanggung jawab. Yayasan berdiri sejak 2015 di Medan, dan seluruh kegiatan sosialisasi resmi berkoordinasi dengan tim medis,” ungkapnya.
Menurutnya, YSKI adalah lembaga independen dengan pendanaan dari donatur, bukan pemerintah. Program sosialisasi rutin digelar dari Sumatra hingga Papua, sebagai bentuk kepedulian jangka panjang terhadap pencegahan kanker.
Deviarisman menambahkan, masyarakat tetap perlu berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala atau didiagnosis kanker. Herbal, kata dia, hanyalah pendamping, bukan pengganti medis.
“Ada yang takut operasi, sehingga memilih herbal. Itu boleh saja, tapi tetap di bawah pengawasan dokter. Kami tidak ingin masyarakat salah paham seolah cukup minum herbal tanpa periksa medis,” terangnya.
Selama sepuluh tahun berjalan, YSKI mengklaim telah menyalurkan ratusan ribu botol produk herbal tanpa keluhan berarti. Namun, mereka sadar bahwa sosialisasi yang dilakukan kadang disalahartikan sebagai upaya jual beli.
“Tujuan utama kami adalah edukasi, agar masyarakat tahu pilihan yang ada. Jika sehat, dicegah. Jika sakit, dibantu. Media adalah mitra kami untuk meluruskan pemahaman ini,” tutup Deviarisman.
(Laporan: Johanis Kopong)