INformasinasional.com, JAKARTA –
Detik-detik menuju perebutan kursi panas Ketua Umum dan Ketua Dewan Kehormatan (DK) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2025–2030 kian mendebarkan. Tim Penjaringan Kongres PWI 2025, yang bekerja ekstra ketat dan penuh sorotan publik, akhirnya merampungkan verifikasi berkas bakal calon. Hasilnya, hanya dua nama kuat yang berhasil melenggang sebagai calon Ketua Umum, yakni Akhmad Munir dan Hendry Ch Bangun. Sementara perebutan kursi terhormat Ketua DK dipastikan mempertemukan Atal S Depari dan Sihono HT.
Dengan demikian, kongres yang akan digelar di Cikarang, Bekasi, pada 29–30 Agustus 2025 mendatang resmi menghadirkan “duet keras”: Munir berpasangan dengan Atal, sementara Hendry berduet dengan Sihono. Pertarungan ini dipastikan bukan sekadar adu gagasan, melainkan juga adu pengaruh, jaringan, serta kekuatan politik internal ditubuh PWI.
Ketua Tim Penjaringan, Zulkifli Gani Ottoh alias Zugito, mengumumkan hasil verifikasi dengan tegas, semua calon lolos dan sah. Namun, drama dukungan tidak bisa dipungkiri.
- Akhmad Munir awalnya diusung 17 PWI Provinsi, tetapi setelah verifikasi hanya 15 yang sah. Dukungan Riau gugur karena tidak bermaterai, sedangkan Banten dianggap ganda.
- Hendry Ch Bangun juga terpangkas dari 14 menjadi 13 dukungan, lagi-lagi karena masalah dukungan ganda dari Banten.
- Untuk kursi DK, Atal S Depari kehilangan dua dukungan sehingga tinggal 13 provinsi yang sah.
- Sihono HT juga bernasib sama, berkurang menjadi 13 dukungan.
Meski jumlah dukungan menyusut, keduanya tetap melaju dengan tenang, karena syarat minimal hanya 8 provinsi. Artinya, arena pertarungan sah dibuka lebar.
Tidak hanya soal verifikasi, rapat Tim Penjaringan juga membahas hal krusial, Pakta Integritas. Dokumen ini wajib ditandatangani oleh panitia kongres (SC & OC), para calon Ketua Umum, calon Ketua DK, hingga seluruh ketua PWI provinsi. Tujuannya jelas menjamin fair play, menjaga marwah organisasi, dan memastikan kongres tidak ternoda praktik curang.
Tim Penjaringan yang dikomandoi Zugito, bersama para tokoh pers seperti IGMB Dwikora Putra, Totok Suryanto, Marah Sakti Siregar, Diapari Sibatangkayu, Zacky Antony, Lutfil Hakim, Marthen Selamet Susanto, Raja Parlindungan Pane, hingga Tubagus Adhi, mengupas tuntas isi pakta agar kongres berlangsung bermartabat.
Kini, kongres bukan lagi sekadar formalitas lima tahunan. Pertarungan Munir–Atal melawan Hendry–Sihono diprediksi menjadi “perang bintang” ditubuh PWI.
- Munir, yang kini menjabat Dirut LKBN Antara, dikenal sebagai figur birokrat pers yang mengusung pembaruan dan modernisasi.
- Hendry, mantan Sekjen PWI yang sarat pengalaman, mengusung kredibilitas dan konsistensi dalam menjaga independensi organisasi.
- Atal S Depari, petahana Ketua Umum, kini mencoba bertarung dari jalur berbeda dengan mengincar kursi DK, sebuah posisi penuh wibawa dan moralitas.
- Sihono HT, tokoh senior yang diyakini punya basis akar rumput kuat, siap menantang dominasi Atal.
Kombinasi ini membuat kongres PWI 2025 dipandang sebagai salah satu kontestasi paling panas sepanjang sejarah organisasi pers terbesar di Indonesia.
Meski kontestasi dipastikan panas, Zugito menekankan bahwa tujuan utama kongres bukan hanya memilih pemimpin baru, tetapi juga menjaga soliditas.
“InsyaAllah lancar. Beberapa hari lagi kita sudah punya ketua umum baru, maksudnya ketua umum PWI Pusat periode 2025–2030,” ujarnya sembari tersenyum optimis.
Ia menegaskan kembali: semangat persatuan dan kesatuan jauh lebih penting daripada rivalitas sesaat. Setelah kongres usai, PWI dituntut kembali bersatu, membangun agenda besar organisasi, dan memperkuat peran wartawan di tengah arus deras demokrasi dan digitalisasi media.
Dengan verifikasi final yang telah diketok palu, maka tinggal hitungan hari sebelum Kongres Persatuan PWI 2025 meledak di Cikarang. Semua mata kini tertuju pada dua pasangan raksasa—Munir–Atal dan Hendry–Sihono. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang? Siapa yang akan menahbiskan diri sebagai nakhoda baru PWI Pusat?
Jawabannya hanya akan lahir dari arena kongres yang dijuluki “panggung gladiator pers” ini. (Misno)