Tiga terdakwa yang dijatuhi vonis sama dengan hukuman seumur hidup oleh majelis hakim. (foto : dok)
Tiga Pembunuh Wartawan Rico Sempurna Divonis Seumur Hidup, Aktor Intelektual Masih Berkeliaran
INformasinasional.com, MEDAN – Palu hakim akhirnya mengetuk: tiga terdakwa pembunuhan sadis terhadap wartawan Rico Sempurna Pasaribu dan keluarganya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Putusan Pengadilan Tinggi Medan itu, meski menguatkan vonis sebelumnya, tetap meninggalkan tanda tanya besar: mengapa dalang sesungguhnya masih bebas menghirup udara segar?
Vonis itu seolah hanya menutup satu lembar kasus, tanpa benar-benar membongkar akar busuk dari tragedi paling mencekam dalam sejarah pers Sumatera Utara. LBH Medan, Eva selaku anak korbandan Komunitas Jurnalis Karo (KKJ) menilai pengadilan hanya menyentuh eksekutor lapangan, sementara otak perencana, yang diduga kuat seorang oknum TNI, justru dibiarkan melenggang.
“Ini preseden buruk. Bukti lengkap sudah kami serahkan, tapi POMDAM I/BB seakan enggan menyentuh keterlibatan rekan seprofesinya,” tegas Direktur LBH Medan Irvan Saputra, Rabu (3/9/2025).
Nama Koptu HB disebut berulang kali sebagai dalang, pemilik bisnis judi ilegal yang liputannya kerap diungkap almarhum Rico sebelum maut menjemput. Eva telah melapor ke POMDAM I/BB lebih dari setahun lalu, namun hingga kini tak ada perkembangan berarti. Saksi, surat, hingga petunjuk hukum tak pernah digubris. Sang oknum bahkan masih bebas berkeliaran.
Tragedi itu bukan sekadar pembunuhan. Rico, istrinya, anak, hingga cucunya tewas terbakar dalam peristiwa yang mengguncang publik. Kejahatan keji yang merampas hak hidup manusia dan menampar muka konstitusi. LBH Medan menyebut kasus ini bukan hanya melanggar KUHP, tetapi juga Pasal 27 UUD 1945, UU HAM, ICCPR, hingga UU Pers.
Vonis seumur hidup untuk Bebas Ginting, Yunus Tarigan, dan Rudi Sembiring memang dianggap langkah maju setelah banding JPU dikabulkan sebagian. Namun, bagi keluarga korban, itu belum cukup. “Kami ingin hukuman maksimal, dan lebih dari itu, kami ingin keadilan ditegakkan pada dalang yang sesungguhnya,” ujar Eva dengan suara bergetar.
LBH Medan kini mendesak DPR RI, khususnya Komisi I, III, dan XIII, untuk turun tangan. Mereka juga menuntut POMDAM I/BB segera bekerja profesional. “Jangan biarkan hukum mandul di hadapan seragam hijau,” tegas Irvan.
Kasus ini telah menjadi luka kolektif dunia pers Indonesia. Persidangan memang menutup satu babak, tapi teka-teki dalang pembunuhan wartawan Rico masih menggantung. Dan selama itu belum terungkap, keadilan hanyalah fatamorgana.*
