INformasinasional.com, Langkat – Ombak dipesisir Desa Tapak Kuda, kecamatan Tanjung Pura, Langkat, terdengar seperti nyanyian alam yang menua. Angin laut menggiring bau asin ke udara, sementara puluhan warga, dari anak kecil hingga orang tua, menyingsingkan lengan baju. Ditangan mereka, ribuan bibit mangrove menunggu ditanam.
Ditengah barisan warga itu, berdiri manajemen PT Energi Mega Persada (EMP) Gebang Limited bersama Kelompok Tani Hutan dan Nelayan Bersatu Desa Tapak Kuda. Sabtu 13 – 14 September 2025, mereka menggelar kegiatan yang tak sekadar seremonial, menanam 140 pohon produktif dan 4.000 bibit mangrove.
Bagi sebagian orang, angka itu mungkin sekadar hitungan batang. Tapi di Tapak Kuda, bibit-bibit itu adalah penambat harapan. Pohon buah akan tumbuh menjadi sumber nafkah baru, menghasilkan panen dipekarangan rakyat. Sementara mangrove, sosok kokoh dengan akar menjuntai akan menjadi benteng hidup dari ancaman abrasi, rumah bagi kepiting bakau, dan penjaga keseimbangan ekosistem pesisir yang kian tergerus modernitas.
“Kehadiran kami disini bukan seremonial belaka. Apa yang kita tanam hari ini adalah investasi untuk masa depan anak cucu kita,” kata Rony Lipaly, manajemen EMP Gebang.
Kata “investasi” disini bukan soal uang atau modal, melainkan warisan ekologis. Ditengah pusaran isu lingkungan global, dari krisis iklim hingga naiknya permukaan laut, Tapak Kuda menuliskan narasi perlawanan. Bukan dengan beton pemecah ombak, melainkan dengan akar-akar mangrove yang kelak lebih perkasa dari tembok apa pun.
Semangat gotong royong memayungi kegiatan ini. Anak-anak berlari-lari kecil dilumpur sambil menenteng bibit, ibu-ibu mengangkut air untuk menyiram pohon, sementara para nelayan yang sehari-hari bergulat dengan gelombang menancapkan mangrove digaris pantai. Semua menyatu dalam kerja kolektif: menanam kehidupan.
Dukungan juga mengalir dari Pemerintah Desa Tapak Kuda dan Desa Bubun. Kepala Desa Tapak Kuda, Imran, SPd, dengan wajah sumringah menyebut langkah ini bukan hanya kegiatan rutin, tetapi bukti nyata kepedulian korporasi kepada masyarakat.
“Kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada PT. EMP Gebang Limited. Alhamdulillah, kegiatan ini rutin dilaksanakan di desa kami,” ujarnya.
EMP Gebang tak berhenti pada seremoni penanaman. Rony menegaskan, komitmen terbesar justru ada pada perawatan berkelanjutan. “Mangrove dan pohon produktif ini harus tumbuh, hidup, dan memberi manfaat ekologis serta ekonomi bagi masyarakat,” katanya.
Kini, Tapak Kuda punya harapan baru. Pesisir yang dulu rawan abrasi pelan-pelan membentengi diri dengan hutan mangrove yang tumbuh. Desa yang sehari-hari akrab dengan gelombang, kini menambatkan mimpinya pada barisan pohon yang ditanam bersama.
Tapak Kuda hari ini tak hanya menyimpan cerita tentang pasir dan laut. Ia menyimpan kisah tentang desa kecil yang memilih melawan kerusakan dengan menanam kehidupan, kisah sederhana, tapi bombastis dalam makna.
Reporter: Ramlan