INformasinasional.com, MEDAN – Deru langkah perubahan ekonomi desa menggema dari Aula Raja Inal Siregar, Kamis (18/9/2025). Ratusan mata tertuju pada panggung ketika Menteri Koordinator Bidang Pangan, Dr Zulkifli Hasan, menabuh genderang percepatan. Koperasi Merah Putih tak lagi sekadar gagasan, tapi siap menjelma mesin ekonomi baru dipedesaan.
Dibarisan depan, Bupati Langkat H Syah Afandin SH duduk tegak. Wajahnya serius, sesekali mengangguk ketika Menteri Pangan menjabarkan skema dukungan modal jumbo, Rp3 miliar per koperasi dengan tenor enam tahun, diperuntukkan bagi usaha vital desa, dari sembako, simpan pinjam, apotek, hingga gudang logistik. “Mulai 22 September, koperasi desa bisa langsung mengajukan proposal. Sistem sudah diperbaiki agar pencairan dana lebih mudah,” tegas Zulkifli.
Tak hanya uang, negara juga menanggung beban operasional. Dua hingga tiga tenaga kerja akan digaji pemerintah untuk membantu koperasi berjalan. Targetnya menggelegar, 20.000 Koperasi Merah Putih aktif beroperasi diseluruh Indonesia sebelum November 2025.
Wakil Gubernur Sumut, Surya, yang turut hadir, memberi catatan, potensi Sumatera Utara tak terbantahkan. Lahan 4,3 juta hektare menghasilkan beras, jagung, cabai merah, hingga bawang. Tapi modal seret, SDM terbatas, dan aturan yang sering tersandung masih menjadi momok.
Syah Afandin pun tak ingin melewatkan momentum. Sebagai Ketua Satgas Kabupaten, ia menyatakan dukungan penuh. “Kami siap mendukung percepatan perekonomian desa lewat Koperasi Merah Putih. Ini peluang besar agar masyarakat desa mandiri secara ekonomi,” katanya.
Data terbaru mengungkap, Sumatera Utara sudah memiliki 6.100 unit Koperasi Merah Putih, 202 diantaranya aktif. Di Langkat, tercatat 277 unit. Angka itu bisa meledak menjadi kekuatan nyata bila janji modal dan tenaga pendamping betul-betul mengucur.
Kehadiran Syah Afandin bukan sekadar simbolis. Langkat adalah lumbung yang kaya, tapi lama terjebak pada struktur lama. Petani dan nelayan yang bergantung pada tengkulak, pedagang kecil yang terseok karena modal macet. Koperasi Merah Putih diharapkan bisa menjadi “mesin perlawanan” melawan ketidakadilan pasar yang selama ini menjerat desa.
Rapat konsolidasi itu berakhir dengan aroma optimisme. Dibalik data dan angka yang kaku, tersimpan janji besar, desa tak lagi menjadi penonton dalam panggung ekonomi nasional. Dan diujung barisan itu, Syah Afandin sudah menyiapkan langkah, agar bendera Merah Putih benar-benar berkibar dari sawah hingga pesisir Langkat.(Misno)
Discussion about this post