INFORMASINASIONAL.COM, Langkat — Bahorok tak pernah benar-benar lupa. Dua kali, 2003 dan 2023, deru banjir bandang meluluhlantakkan rumah, menghanyutkan harta, bahkan merenggut nyawa. Kini, ancaman itu datang lagi. Awan gelap menggantung, hujan deras bersiap menumpahkan murkanya, dan peringatan dini BMKG membunyikan alarm bahaya: banjir bandang bisa kembali menerjang.
Jumat sore (26/9/2025), Bupati Langkat H Syah Afandin SH bersama Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution duduk serius dalam rapat koordinasi darurat yang dipimpin Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Tak ada ruang untuk lengah. Rapat via Zoom Meeting yang dipusatkan di Aula Camat Bahorok itu menjadi panggung siaga penuh, seolah menandai: waktu berjaga-jaga semakin sempit.
“Bahorok sudah dua kali merasakan banjir bandang besar. Kita tidak boleh biarkan sejarah berulang. Momentum ini harus jadi kolaborasi semua pihak demi keselamatan rakyat,” tegas Syah Afandin, suaranya terdengar menekan, mengingatkan bahwa trauma itu masih membekas diingatan warganya.
BMKG tak ragu memaparkan skenario terburuk. Puluhan longsor kecil di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) akibat gempa ringan telah menyumbat aliran sungai. Tumpukan kayu dan lumpur dihulu ibarat bom waktu: ketika hujan deras mengguyur November–Desember, air bisa meluap tanpa ampun, menghantam pemukiman dihilir.
“Koordinasi pengecekan aliran sungai di hulu harus segera dilakukan. Jika ada sumbatan, lakukan evakuasi awal. Dan peringatan dini wajib berjalan setiap hari, bukan sesekali,” ujar Dwikorita mengingatkan.
Merespons itu, Syah Afandin langsung mengumumkan sejumlah langkah darurat. Pemkab Langkat telah membentuk posko pengaduan bencana, menyiapkan kajian risiko 2024–2029, hingga merencanakan gladi simulasi gempa dan kebakaran hutan. “Bahorok harus diperlakukan sebagai zona rawan. Tidak ada kompromi dengan bencana,” tandasnya.
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution pun memastikan pemerintah provinsi siap turun tangan. Surat edaran deteksi dini bencana sudah diteken. “Kami bersama Pemkab Langkat siap bergerak cepat. Tapi masyarakat juga harus peka. Kenali tanda-tanda awal bencana, jangan tunggu sampai terlambat,” kata Bobby.
Rapat koordinasi itu dihadiri jajaran Pemprov Sumut, Forkopimda Langkat hingga Kecamatan Bahorok. Semua pihak sepakat: antisipasi jauh lebih murah daripada air mata. Sebab jika Bahorok sekali lagi diterjang banjir bandang, yang hilang bukan hanya harta, melainkan juga nyawa.(Misno)
Discussion about this post