INFORMASINASIONAL.COM, Langkat – Sorak ribuan penonton membahana dilapangan Dusun Empus, Bahorok, Sabtu sore (27/9/2025). Bupati Langkat H Syah Afandin SH meresmikan Turnamen Voli Piala Bahorok Bersatu, ajang semi open yang menghadirkan 16 tim dari Langkat dan Binjai. Acara ini digadang sebagai mesin pencetak bibit atlet sekaligus menyemarakkan HUT ke-80 TNI.
Namun dibalik gegap gempita, ada pertanyaan menggelitik, mampukah turnamen ini benar-benar melahirkan jawara nasional, atau sekadar seremonial rutin yang cepat dilupakan?
Danramil Bahorok, Kapten Inf Zulkarnaen, menyebut keterlibatan TNI bukan hanya soal pertandingan. “Kami hadir bukan sekadar mendukung, tapi memastikan kegiatan ini ikut menggerakkan ekonomi masyarakat,” katanya. Ketua PBVSI Langkat, Edi Bahagia, menekankan urgensi turnamen sebagai benteng moral generasi muda dari jerat narkotika.
Diatas podium, Syah Afandin yang juga Ketua KONI Langkatberbicara dengan nada penuh ambisi. “Bahorok terbukti paling bergairah dalam olahraga dibanding kecamatan lain. Saya ingin lewat turnamen ini lahir atlet-atlet Langkat yang bisa berlaga di PON, bahkan SEA Games,” katanya.
Retorika itu manis. Tetapi catatan Tempo menunjukkan, pembinaan atlet voli di Langkat masih jauh panggang dari api. Prestasi cabor ini mandek dilevel provinsi, tanpa torehan berarti di ajang nasional. Minimnya infrastruktur, anggaran pembinaan, hingga sistem scouting yang lemah membuat potensi muda sering tenggelam sebelum sempat bersinar.
Ironinya, gairah masyarakat akar rumput begitu besar. Bahorok, misalnya, rutin menggelar kejuaraan lokal dengan penonton yang membludak. Namun gairah ini jarang berbanding lurus dengan perhatian pemerintah daerah dalam membina talenta jangka panjang. Banyak atlet muda akhirnya terhenti di tengah jalan, memilih bekerja serabutan ketimbang mengejar mimpi lapangan.
Turnamen Bahorok Bersatu menjadi momentum uji janji Syah Afandin. Apakah KONI Langkat benar-benar punya peta jalan pembinaan atlet? Atau sekadar mengandalkan euforia kompetisi musiman tanpa fondasi serius?
Hadir dalam pembukaan, Kadis Kominfo Wahyudiharto, Kadispora Ngaturken PA, jajaran KONI, camat, hingga tokoh masyarakat. Mereka bersatu dalam seremoni. Tetapi publik menunggu bukti: bukan sekadar bola bergulir di atas lapangan, melainkan langkah nyata mencetak juara yang bisa mengibarkan bendera Langkat di pentas nasional.(Misno)
Discussion about this post