INFORMASINASIONAL.COM – SABANG. Bukan jet tempur, bukan pula pesawat Hercules. Tapi ribuan pesawat kertas yang melesat dari tangan prajurit, pejabat, hingga pelajar jadi tontonan langka di Apron Charlie Lanud Maimun Saleh, Sabang. Sabtu (27/9/2025), udara Sabang riuh oleh sorak-sorai: Dirgantara Fair 2025 resmi menggetarkan langit paling barat Indonesia.
Komandan Lanud Maimun Saleh, Letkol (Pnb) Alfian Rokhmat K MHan, berdiri digaris depan, didampingi Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 16/D.I Ny. Wida Alfian. Dari tangannya, pesawat kertas pertama meluncur, seolah simbol bahwa kedirgantaraan bukan hanya monopoli TNI AU, tapi juga milik rakyat.
Sebanyak 383 peserta dari TNI-Polri, Forkopimda Sabang, Bea Cukai, Navigasi, KONI, hingga Bhayangkari, Jalasenastri, Persit, pelajar, pramuka, ORARI, sampai masyarakat sipil, larut dalam gegap gempita. Di Sabang, rakyat dan prajurit melebur, hanya dipisahkan oleh lipatan kertas yang bertransformasi jadi sayap-sayap kecil penjelajah langit.
Sementara itu, dari Jakarta Selatan, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI M Tonny Harjono SE MM, hadir lewat layar virtual. Suaranya menggema, menyatukan semua Lanud di Indonesia yang serentak menggelar pesta dirgantara.
“TNI AU adalah bagian dari rakyat. Kami ingin masyarakat ikut merasakan kebanggaan memiliki Angkatan Udara yang tangguh, yang menjaga langit Nusantara,” katanya.
Bukan hanya pesawat kertas. Dirgantara Fair 2025 di Sabang juga dipanaskan oleh joy flight paramotor, static show aeromodeling, drone race, senam massal, hingga pesta kuliner yang menutup acara dengan tawa, tepuk tangan, dan aroma makanan rakyat.
Tak tanggung-tanggung, pejabat sipil dan militer lintas institusi hadir memberi warna. Dari Wakil Wali Kota Sabang Drs H Suradji Junus, Sekda Andri Nourman, Kapolres AKBP Sukoco, Dansatrad 101 Letkol Lek Henry Sitorus, hingga jajaran TNI AL, Kodim, dan Forkopimda Sabang, semua berkumpul dalam satu panggung langit yang sama.
Dirgantara Fair bukan sekadar hura-hura. Ia adalah panggung simbolis, TNI AU membumikan kedirgantaraan kehati rakyat. Di Sabang, yang selama ini jadi beranda terluar negeri, kehadiran Lanud Maimun Saleh kian terasa, bukan hanya sebagai penjaga udara, tapi juga sahabat masyarakat.
Pesawat kertas yang tadi terbang mungkin akan jatuh ke tanah. Tapi makna yang ia bawa, bahwa angkatan udara dan rakyat bisa bersatu dalam langit yang sama, akan terus melayang jauh.
(Laporan: M Iqbal)
Discussion about this post