INformasinasional.com, Tebing Tinggi — Malam yang mestinya sunyi di Kota Tebing Tinggi berubah jadi kepanikan massal. Minggu (12/10/2025) malam. Sungai Bahilang tiba-tiba mengamuk. Tanggul di Desa Sibulan, Kecamatan Tebing Syahbandar, Serdang Bedagai, jebol dan air bah menyerbu tanpa ampun.
Dalam hitungan menit, perkampungan di Kelurahan Persiakan dan Tualang, Kecamatan Padang Hulu, tenggelam dalam genangan. Warga berhamburan, menyeret anak-anak dan barang seadanya ditengah gelap dan arus deras. “Air datang cepat sekali, tiba-tiba sudah selutut, lalu sepaha,” ujar seorang warga Persiakan, sambil menunjuk bekas lumpur didinding rumahnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebing Tinggi mencatat 467 rumah menjadi korban amukan Bahilang, 239 di Kelurahan Tualang, dan 228 di Kelurahan Persiakan. “Ketinggian air bervariasi, dari 20 sentimeter hingga satu meter,” kata Kalak BPBD, Nasrin Nasution, Senin (13/10/2025).
Menurut Nasrin, air bah berasal dari jebolnya tanggul diwilayah hulu Serdang Bedagai. Arus deras menyerbu kehilir, membawa lumpur dan sampah, menenggelamkan pemukiman disepanjang bantaran sungai. “Banjir kiriman ini cepat sekali datangnya. Syukurlah, sejauh ini tidak ada korban jiwa,” ujarnya.
Pagi harinya, saat air mulai surut, wajah Tebing Tinggi tampak muram. Jalan-jalan berubah menjadi kubangan lumpur. Bau anyir menyengat dari dapur dan sumur warga. Tumpukan kasur basah, meja, dan lemari teronggok di pinggir jalan,bsisa perang malam antara manusia dan air.
Lurah Persiakan, Yenli Saragih, mengaku tak sempat memejamkan mata. Sejak malam hingga dini hari, ia berjibaku dilapangan memantau kondisi warganya. “Saya turun langsung kelokasi sejak air pertama naik. Persiakan memang sangat dekat dengan Sungai Bahilang, jadi begitu tanggul jebol, kami tak punya banyak waktu,” tuturnya.
Pemerintah Kota Tebing Tinggi mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. BPBD, TNI, dan Polri terus bersiaga dititik-titik rawan sambil menyalurkan bantuan darurat. “Kami masih memantau situasi. Ini baru laporan awal, dan data korban masih bisa bertambah,” kata Nasrin.
Hingga berita ini diturunkan, mendung pekat masih menggantung dilangit Tebing Tinggi. Sungai Bahilang kembali tenang, tapi ketenangan itu menyisakan trauma. Ditepiannya, warga masih berjaga, takut air tiba-tiba datang lagi, membawa kabar buruk dari hulu.(Misn’t)
Discussion about this post