INFormasinasional.com, KOTA SOLOK – Ada yang tak biasa di Balai Kota Solok, Kamis (16/10/2025). Suasana Pers Room yang biasanya riuh oleh dentingan keyboard dan aroma kopi, kali ini diselimuti suasana hangat, bukan karena berita besar, melainkan karena kedatangan tamu penting: Pimpinan DPRD Kota Solok, Amrinofdias, SH, Datuak Ula Gadang.
Sambil menyeruput kopi hitam dan berbagi tawa, sang legislator membuka percakapan yang menohok:
“Tanpa wartawan, Kota Solok ini takkan dikenal. Tak ada berita, tak ada cerita. Wartawanlah yang menghidupkan denyut informasi daerah ini,” ujarnya lantang.
Amrinofdias tak sedang beretorika kosong. Ia datang langsung ke jantung aktivitas para jurnalis, ruang kecil di Balai Kota tempat lebih dari 70 wartawan mengolah kabar, menulis fakta, dan menyuarakan realitas. Ia ingin melihat sendiri bagaimana para penjaga informasi publik itu bekerja.
“Selama ini, kami di DPRD sangat membutuhkan rekan-rekan pers untuk menyampaikan kinerja kami kepada masyarakat. Namun, saya juga sadar, perhatian terhadap teman-teman wartawan masih belum optimal,” katanya dengan nada reflektif. “Program pemerintah sering luput dari publikasi karena komunikasi yang belum terbangun sempurna. Maka, mari kita perkuat jembatan informasi ini.”
Bagi kalangan jurnalis Solok, kunjungan ini bukan sekadar basa-basi politik. Roni Natase, Ketua Komunitas Wartawan Solok, menyebut momen tersebut sebagai langkah bersejarah.
“Alhamdulillah, baru kali ini pimpinan DPRD datang langsung ke Pers Room. Ini bentuk perhatian yang luar biasa. Bahkan beliau sempat bertanya apa yang bisa dibantu untuk kelancaran kerja kami, termasuk..”gula kopi!” ujar Roni sambil tersenyum lebar.
Dibalik canda dan obrolan ringan, kunjungan itu menyimpan makna dalam: sebuah pengakuan terhadap peran strategis media dalam membentuk citra daerah dan mengawal kinerja pemerintahan.
Bagi Amrinofdias, hubungan pemerintah dengan wartawan bukan hanya tentang pemberitaan, tapi soal kepercayaan dan keterbukaan.
“Kami ingin komunikasi ini tidak berhenti di hari ini saja. Jangan sampai terjadi miskomunikasi antara kami di DPRD, pemerintah, dan insan pers. Silaturahmi ini harus terus dijaga,” tegasnya.
Pernyataan itu seolah menjadi refleksi dari kondisi media lokal yang sering bekerja dalam keterbatasan fasilitas dan perhatian. Namun, semangat para jurnalis tak pernah padam. Dibalik aroma kopi yang menenangkan, ada idealisme yang terus menyala memastikan publik Kota Solok selalu mendapat berita yang jujur, tajam, dan bernas.
Kunjungan ini mungkin sederhana, tapi maknanya dalam. Ia menjadi simbol kecil dari sesuatu yang besar: bahwa demokrasi lokal hanya hidup ketika suara rakyat dan pemerintah dijembatani oleh pena wartawan.
(Laporan: Yudistira)
Discussion about this post