INformasinasional.com, Makassar – Nama Arie M. Dirgantara mungkin tak asing bagi kalangan seni dan aktivis di Sulawesi Selatan.
Meskipun sempat berhenti sejenak beberapa tahun, Sosok asal Bulukumba ini dikenal sebagai aktor teater, penyair, dan aktivis sosial yang konsisten memperjuangkan isu-isu publik dan lingkungan hidup melalui karya serta gerakan nyata.
Bergabung dengan Sanggar Merah Putih Makassar angkatan 18 pada tahun 2017, Arie tumbuh dalam lingkungan seni yang sejak berdirinya pada 20 Mei 1978 dikenal sebagai wadah transformasi nilai sosial dan budaya di Makassar.
Menetap di Makassar sejak tahun 2016 hingga 2020. Sejak itu, ia kerap tampil dalam berbagai pementasan teater di Gedung Kesenian Makassar De Sociëteit de Harmonie, termasuk dalam karya-karya populer seperti Kapai-Kapai naskah Arifin C Noer, Nyanyian Urban dan lainnya.
Deklarator Gerakan Bulukumba Kota Penyair
Lahir pada 5 November 1984, Arie juga dikenal sebagai salah satu deklarator Gerakan Bulukumba Kota Penyair pada tahun 2009, sebuah inisiatif yang mendorong lahirnya semangat literasi dan menulis di kalangan generasi muda Bulukumba.
Namanya pun pernah tercatat dalam buku Inspiring Bulukumba: Tokoh-Tokoh Inspiratif Bulukumba karya Alfian Nawawi.
Kini, Arie memperluas kiprahnya sebagai aktivis lingkungan dan peneliti di Pusat Informasi Lingkungan Hidup (PILHI) Indonesia wilayah Sulawesi Selatan.
Ia juga mengelola beberapa media online nasional, menggabungkan antara seni, literasi, dan aksi sosial untuk menciptakan perubahan nyata bagi masyarakat.
Salah satu Seniman senior Sulawesi Selatan, Djamal Dilaga, menyebut Arie sebagai salah satu aktor dan penyair masa depan yang dimiliki daerah ini.
“Bakat kritisnya sudah tampak sejak bergabung di Sanggar Merah Putih Makassar. Ia mampu mentransformasi kegelisahan sosial menjadi karya dan peran di panggung. Arie pandai menempatkan dirinya, baik didunia teater maupun kehidupan nyata,” ujar Djamal Dilaga, pada Minggu (26/10).
Kecerdasan Arie dalam menerjemahkan teks menjadi aksi dipanggung membuatnya kerap dipercaya memerankan berbagai karakter dalam garapan teater dibawah arahan sejumlah sutradara Sanggar Merah Putih Makassar.
Selain didunia seni, Arie juga aktif dalam berbagai gerakan sosial dan organisasi masyarakat sipil.
Ia tercatat sebagai pendiri Jaringan Pergerakan Rakyat (Jipek) Bulukumba, Komite Konsolidasi Rakyat Bulukumba (KKRB), dan komunitas kesenian “Kanre Ana” Bulukumba, pernah menjadi Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kab. Bulukumba dan beberapa komunitas lainnya.
“Seni dan literasi bukan hanya untuk dinikmati, tapi juga menjadi sarana membangun kesadaran masyarakat. Saya percaya karya kreatif bisa berjalan seiring dengan aksi sosial,” ujar Arie.
Baginya, kesenian dan aktivisme adalah dua hal yang saling menguatkan.
“Keduanya membangun kepekaan dan nalar intelektual untuk merespons peristiwa di sekitar kita,” tambahnya.
Kini, Arie tengah menyiapkan buku antologi puisi dan sajak yang rencananya akan terbit pada akhir tahun ini. Disela aktivitas kesenian, ia tetap aktif dalam advokasi lingkungan hidup dan pendampingan sejumlah kasus sosial diwilayah Sulawesi Selatan.
Dengan semangat konsistensinya yang terus menyala, Arie M. Dirgantara terus menunjukkan bahwa seni dan aktivisme bisa berjalan beriringan membangun kesadaran, menginspirasi, dan memberi dampak bagi masyarakat luas.
Reporter: Sapriaris






Discussion about this post