Informasinasional.com, Manchester – Ditengah hiruk-pikuk pasar transfer musim panas 2025, satu nama sempat mengguncang bursa: Bruno Fernandes. Kapten Manchester United itu nyaris mencatat sejarah sebagai penjualan termahal dalam sejarah klub, bukan karena United ingin menjualnya, melainkan karena Arab Saudi siap menebusnya dengan harga selangit.
Dalam wawancara eksklusif dengan ESPN yang dikutip detikSport, Bruno mengaku mendapat tawaran menggiurkan dari Al Hilal, raksasa Timur Tengah yang tengah gencar memburu bintang Eropa. Nilai tawaran itu? 100 juta Pounds, setara Rp 2,2 triliun.
“Tawaran itu luar biasa, terutama dari sisi gaji. Tapi saya langsung bilang tidak,” ujar Bruno tanpa ragu.
Sebuah keputusan yang terdengar langka diera ketika banyak pemain top Eropa rela menukar ambisi dengan gemerlap Riyadh. Tapi tidak untuk Bruno.
Pemain berusia 31 tahun itu justru memilih bertahan di Old Trafford, bukan karena uang, melainkan karena ia merasa masih punya utang pada klub dan dirinya sendiri.
“Saya akan pergi hanya jika Ruben Amorim (pelatih MU) dan klub tidak lagi membutuhkan saya. Tapi mereka masih percaya pada saya, dan saya tahu masih ada yang harus saya selesaikan di sini,” katanya.
Bruno tak segan menyebut bahwa tawaran Al Hilal bisa menjadikannya penjualan paling mahal dalam sejarah Manchester United.
“Penjualan terbesar kami sejauh ini mungkin Daniel James, 25 juta Pounds, atau Scott McTominay. Tapi Al Hilal siap bayar empat kali lipatnya, 80 sampai 100 juta Pounds,” katanya sambil tersenyum.
Namun keputusan itu tidak diambil sendirian. Dibalik layar, ada sosok sang istri yang menanyakan satu hal sederhana namun menghentak:
“Apakah kamu sudah mencapai semua yang kamu inginkan diklub ini?”
Pertanyaan itulah yang menjadi rem. “Dia tahu jawabannya belum. Saya belum memenangkan Premier League, belum juga mengangkat trofi Liga Champions,” ujar Bruno, matanya berbinar.
Kini, sang kapten kembali menegaskan misinya membawa Manchester United kembali kepuncak, meski badai kritik dan tekanan terus menghantam.
“Saya ingin menuntaskan mimpi saya disini. Premier League dan Liga Champions, itu dua hal yang belum saya genggam. Dan saya tidak akan pergi sebelum mencapainya,” tegas Bruno.
Sebuah pernyataan langka dari seorang bintang di zaman ketika uang sering kali lebih menggoda daripada sejarah. Bruno Fernandes memilih bertahan bukan karena gajinya cukup besar, tapi karena mimpinya lebih besar dari semua itu.(Misn’t)






Discussion about this post