INformasinasional.com, LANGKAT — Ruang rapat Komisi III DPRD Langkat mendadak berdenyut panas, Selasa (4/11/2025). Dibawah sorotan tajam para legislator, satu per satu perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dipanggil ke meja dengar pendapat. Agenda tunggalnya: membedah capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) triwulan III tahun anggaran 2025, dan mencari siapa yang bekerja, siapa yang sekadar beralasan.
Sebanyak 12 OPD berjejer dalam daftar hadir. Dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) hingga RSUD Tanjung Pura, semua diminta buka-bukaan soal angka dan kendala. Komisi III tak ingin mendengar basa-basi. “Kami ingin tahu sejauh mana mesin PAD ini bergerak. Jangan sampai hanya hidup diatas kertas, tapi macet dilapangan,” tegas Ketua Komisi III DPRD Langkat, Pimanta Ginting, membuka rapat dengan nada tegas.
Dalam forum yang berlangsung alot itu, para OPD memaparkan capaian masing-masing. Namun dibalik angka-angka, Komisi III menemukan banyak catatan: sistem pemungutan yang masih manual, fasilitas minim, hingga lemahnya koordinasi lintas sektor. Beberapa OPD bahkan dinilai tak punya inovasi dalam menggali potensi daerah.
“PAD ini bukan sekadar target angka, tapi cerminan kemandirian daerah. Kalau kita masih tergantung pada dana pusat, bagaimana mau bicara pembangunan berkelanjutan?” sindir Sekretaris Komisi III, Rahmad Rinaldi, menyoroti lemahnya strategi peningkatan PAD disejumlah dinas.
Rahmad menegaskan, rapat evaluasi bukan ajang formalitas tahunan, melainkan peringatan dini agar OPD bergerak cepat. Terlebih, ditengah kebijakan efisiensi nasional yang memangkas transfer dana pusat, Langkat dituntut lebih kreatif menggali sumber pendapatan lokal.
Pimanta Ginting menambahkan, Komisi III akan mengawal ketat setiap rekomendasi hasil rapat ini. “Kami tak ingin mendengar alasan yang sama tahun depan. OPD harus berlari lebih cepat, bukan berjalan ditempat,” katanya dengan nada tajam.
Rapat yang berlangsung hingga sore itu ditutup dengan komitmen bersama: memperkuat sinergi antarlembaga, memperbaiki sistem pengelolaan, dan mengoptimalkan potensi PAD dari setiap sektor, mulai dari pajak, retribusi, hingga sektor pariwisata dan jasa.
“Langkat punya potensi besar, tapi tanpa kemauan kuat, semua akan jadi angka di laporan. Tahun 2025 ini harus jadi tahun pembuktian,” pungkas Pimanta, disambut anggukan berat para kepala dinas. (Misno Adi)






Discussion about this post