INformasinasional.com, JAKARTA — Aroma perlawanan menguap dari kawasan Gelora Bung Karno hingga merambat ke kantor PSSI di Jakarta. Ratusan pendukung tim nasional berkumpul dalam gelombang massa yang penuh energi, bukan sekadar untuk bernyanyi, tetapi menuntut perubahan. Ultras Garuda, kelompok suporter paling vokal di negeri ini, menuding ada “duri dalam daging” ditubuh federasi sepak bola nasional.
Aksi unjuk rasa yang digelar Jumat (14/11/2025) itu menjadi buntut dari pertemuan mereka dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Tuntutan yang mereka suaraka, mulai dari bersih-bersih struktur hingga penegakan integritas liga, dianggap tak digubris. Maka, mereka kembali turun ke jalan.
Tokoh Ultras Garuda dari Tangerang, Thomas, dalam keterangannya Sabtu (15/11), menyebut bahwa persoalan di PSSI bukan sekadar buruknya manajemen, melainkan adanya “aroma politik” yang masih mengendap di tubuh federasi. “PSSI harus dibenahi. Masih ada kepentingan politik yang ikut campur. Liga juga perlu dibersihkan dari mafia dan oknum-oknum yang merusak,” ujarnya tegas.
Thomas menegaskan bahwa Ultras Garuda mesti kembali ke khitahnya: menjadi kekuatan suporter yang independen, berstruktur, dan steril dari segala kepentingan. “Kalau sudah ada kepentingan lain, oknum itu hanya mengejar keuntungan pribadi. Suporter jangan mau diperalat.”
Ditengah riuhnya tensi politik nasional, Thomas mengingatkan agar suporter tetap menjaga kepala tetap dingin. Ia mewanti-wanti potensi aksi anarkis yang bisa memecah belah bangsa. “Supporter dan politik kadang sulit dipisahkan, tapi kami memilih fokus mendukung Indonesia. Lebih baik bikin kegiatan positif daripada ikut arus politik,” katanya.
Bagi Thomas, suporter bukan hanya kerumunan yang berisik. Ia melihat potensi besar untuk menjadikan komunitas pendukung sebagai wadah pembinaan karakter, terutama bagi pelajar dan anak muda. “Jauhi tawuran, jauhi anarkisme. Sportivitas itu harus jadi budaya,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Thomas turut memberikan evaluasi setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, arah kebijakan nasional, terutama di sektor olahraga,vmulai bergerak ke jalur yang tepat. “Banyak janji mulai ditepati. Memang belum sempurna, tapi arahnya sudah cukup baik. Kami berharap sepak bola Indonesia mendapat perhatian lebih, termasuk suara-suara suporter.”
Aksi Ultras Garuda ini menandai babak baru relasi antara suporter dan federasi. Sebuah pesan keras bahwa kecintaan terhadap sepak bola nasional tak boleh ditukar dengan kompromi, apalagi terhadap praktik yang merusak lapangan hijau dan masa depan olahraga paling dicintai rakyat Indonesia ini.(Bobby)






Discussion about this post