INformasinasional.com – Batu Bara. Laut yang selama ini menjadi ladang nafkah para nelayan Batu Bara mendadak berubah menjadi medan pertempuran hidup dan mati. Sebuah kapal jaring gembung milik nelayan Batu Bara, Sumatera Utara, karam setelah dihantam gelombang besar diperairan Labuhanbatu, Jumat (21/11/2025) dini hari.
Di tengah amukan ombak, 11 anak buah kapal (ABK) berjuang melawan derasnya arus sebelum akhirnya berhasil selamat, sebuah keajaiban kecil diatas tragedi laut.
Kapal naas itu dikemudikan oleh Iyal Oke dan diketahui milik Obay Uman, warga Batu Bara. Mereka berangkat mencari ikan hingga ke wilayah Karang Yunus, Labuhanbatu, suatu ironi pahit karena perairan Batu Bara disebut semakin miskin hasil tangkapan.
Namun keberuntungan cepat berubah. Gelombang mendadak meninggi, menggulung kapal tanpa ampun hingga akhirnya tenggelam seketika. Para ABK terombang-ambing dilaut gelap sebelum akhirnya diselamatkan oleh sesama nelayan dari Batu Bara yang dinakhodai Ijal, yang kebetulan tengah melintas di lokasi.
Video kapal tenggelam sempat viral dan memicu kepanikan publik. Banyak yang mengira tragedi itu terjadi di perairan Batu Bara. Namun Kanit Markas Batu Bara Ditpolairud Polda Sumatera Utara, Ipda Hendrico P. Kaban, meluruskan kabar yang simpang siur tersebut.
“Lokasi karamnya kapal bukan di perairan Batu Bara, melainkan di Labuhanbatu,” tegas Hendrico, mengklarifikasi kabar yang telanjur beredar liar.
Hendrico memastikan pihaknya sudah bertemu langsung dengan pemilik kapal. “Iyal sebagai nakhoda memang sedang mencari ikan di perairan Labuhanbatu ketika ombak menghantam,” katanya.
Obay, pemilik kapal, membenarkan penjelasan itu sekaligus mengungkap alasan para nelayan Batu Bara ‘merantau’ ke laut tetangga.
“Di Labuhanbatu masih banyak ikan. Di Batu Bara sudah susah dapat tangkapan,” ujarnya lugas.
Meski kapal tenggelam, nyawa seluruh ABK berhasil terselamatkan, setidaknya untuk kali ini. Namun tragedi itu menjadi alarm keras bagi para nelayan yang kini dipaksa berlayar lebih jauh hanya demi bertahan hidup.
Laut tak pernah memberi kepastian. Hari ini menyelamatkan, esok bisa menenggelamkan.*






Discussion about this post