INformasinasional.com, MADINA – Kabupaten Mandailing Natal seolah dikepung bencana. Hujan yang tak henti mengguyur sejak 22 hingga 25 November 2025 memantik banjir, longsor, hingga puting beliung diberbagai kecamatan. BPBD Madina mencatat setidaknya delapan titik terdampak, dengan kerusakan menyasar rumah warga, fasilitas publik, dan lahan pertanian dalam skala besar.
“Hampir seluruh sungai meluap tiba-tiba. Debit air naik tanpa jeda,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Madina, Mukhsin Nasution, S.Sos., MM dalam laporan resmi yang diterima, Selasa (25/11). “Kami terus berjibaku melakukan penanganan darurat.”
Bencana dimulai Sabtu dini hari. Desa Hutarimbaru, Kecamatan Muara Batang Gadis, diterjang banjir setinggi pinggang orang dewasa. Sedikitnya 70 rumah basah kuyup disapu air hingga 1,5 meter. Ladang pertanian 1,5 hektare tenggelam tanpa ampun.
Gelombang air berikutnya menghantam Desa Binanga, Kecamatan Huta Bargot. Halaman SDN 024 tak luput, satu ruang kelas rusak. Enam hektare sawah di tiga desa, Sayur Maincat, Bangun Sejati, dan Mondan, berubah menjadi kubangan akibat luapan Sungai Aek Sinailang.
Banjir menjalar cepat ke Batahan pada Senin (24/11). Jalan lintas utama tergenang setengah meter. Akses menuju Batahan IV terputus oleh banjir setinggi 70 sentimeter. Kebun sawit rakyat turut roboh diterjang air.
Di Kecamatan Siabu, lahan padi seluas 40 hektare yang baru berumur sepuluh hari terendam. Dek penahan sungai rontok diseret derasnya arus. “Pertanian masyarakat terpukul, air belum surut sampai sekarang,” kata Mukhsin.
Puncak kepanikan terjadi ketika banjir bandang menubruk Desa Muara Batang Angkola. Satu rumah rusak, 300 kilogram kemiri hanyut tak bersisa.
Desa Tambiski Nauli pun ikut tenggelam. Banjir setinggi 30–50 sentimeter mengisolasi akses menuju Tarutung Panjang. BPBD menegaskan pengerukan Sungai Namora tak bisa ditunda lagi.
Bukan hanya banjir yang mengancam. Bahu jalan provinsi di Panyabungan Selatan tertutup longsor dari lereng Aek Inumon II. Material tanah dan batu terus merosot seiring hujan yang masih mengamuk. Kendaraan besar terpaksa berhenti, hanya roda kecil yang bisa melintas dengan risiko.
Ancaman beralih ke Kecamatan Natal pada Selasa (25/11). Angin puting beliung menyeret atap MAN 2 Natal dan menerjang gapura selamat datang. Rumah warga bertumbangan. Empat desa, Patiluban Mudik, Patiluban Hilir, Bonda Kase, dan Sikara-kara VI, dilanda banjir setinggi 50–100 sentimeter. Arus lalu lintas seketika ambruk.
BPBD mewanti-wanti warga untuk tak lengah. “Cuaca masih berpotensi ekstrem. Tim terus melakukan pemantauan, evakuasi, dan pembersihan material bencana,” ujar Mukhsin.
Hingga kini, Madina belum benar-benar terbangun dari kepungan bencana alam beruntun. Sungai yang meluap, tanah yang longsor, hingga angin yang menyambar tak memberi ruang bernapas.(red/misn’t)






Discussion about this post