INformasinasional.com-Pasaman Barat–Banjir yang merendam wilayah Nagari Koto Sawah, Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat, kembali menimbulkan dampak serius bagi masyarakat. Sekitar Ratusan hektare sawah warga terendam, dan ratusan rumah penduduk berada dalam kondisi siaga akibat luapan air yang tak kunjung surut. Kejadian ini disebut warga sebagai banjir terlama dalam beberapa tahun terakhir.
Melihat kondisi tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat, H. Erianto, bersama H. Marwazi, yang merupakan perwakilan Fraksi Gerindra dari Komisi III dan IV, turun langsung meninjau lokasi banjir pada Senin (1/12/2025). Kedua wakil rakyat itu berdialog dengan warga, mendengarkan keluhan, dan meninjau area yang terdampak paling parah.
Tokoh masyarakat Koto Sawah, Irwan, mengatakan bahwa banjir kali ini sangat meresahkan dan berpotensi menyebabkan kerugian besar. Menurutnya, padi warga yang sudah berumur dua bulan hampir dipastikan gagal panen jika air tidak segera surut.
“Ini banjir terlama. Sekitar 200 hektare lahan terendam. Kalau begini terus, kami tidak punya harapan untuk panen,” ujar Irwan.
Warga menilai sumber masalah berasal dari tanggul yang dibangun oleh pihak PT Bakrie Pasaman Plantations (BPP) disekitar area aliran air. Tanggul tersebut diduga menjadi penghambat utama yang membuat arus air tidak dapat mengalir dengan lancar, sehingga genangan terus bertahan selama berhari-hari. Masyarakat mendesak agar tanggul tersebut dibongkar agar aliran air bisa kembali normal dan banjir tidak terus berulang.
“Kami minta tanggul itu dirobohkan. Air tidak bisa keluar. Karena tanggul itu, genangan makin lama surutnya,” tambah salah satu warga lainnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Herianto yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Pasaman Barat menyatakan bahwa DPRD akan segera mengupayakan solusi konkret.
Ia menegaskan perlunya koordinasi antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, serta pihak perusahaan untuk menyelesaikan persoalan banjir yang sudah menjadi masalah tahunan bagi masyarakat setempat.
“Kami akan mencari jalan keluarnya. Masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. DPRD akan membahasnya dengan pemerintah daerah dan provinsi untuk mendapatkan solusi yang tepat,” tegas Erianto saat meninjau lokasi.
Erianto juga menyampaikan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti laporan warga terkait keberadaan tanggul tersebut dan memastikan dilakukan evaluasi menyeluruh agar kedepan kejadian serupa dapat dicegah.
Ia menegaskan bahwa keselamatan dan kepentingan masyarakat harus menjadi prioritas utama.
Banjir yang terus berulang ini menambah daftar panjang persoalan infrastruktur dan tata kelola lingkungan di Pasaman Barat.
Warga berharap ada langkah cepat dan tegas dari pemerintah serta adanya keseriusan semua pihak untuk menuntaskan masalah yang setiap tahun merugikan petani dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Reporter: SYAFRIZAL






Discussion about this post