INformasinasional.com, Langkat — Gelombang banjir dahsyat yang menyapu 16 kecamatan di Kabupaten Langkat memaksa Bupati Langkat H Syah Afandin SH mengumpulkan seluruh unsur pemerintah, TNI, Polri, hingga BNPB dalam sebuah rapat evaluasi darurat yang berlangsung panas dan penuh tekanan di Ruang Pola Kantor Bupati Langkat, Selasa (2/12/2025).
Ditengah angka korban yang terus merangkak naik, Syah Afandin memerintahkan seluruh jajarannya bergerak lebih cepat, lebih terarah, dan tanpa kompromi. “Kita tak punya waktu untuk berdebat. Keselamatan rakyat adalah mandat tertinggi,” katanya membuka rapat.
Rapat genting itu dihadiri langsung Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan SIP MSi, beserta jajaran kunci BNPB dan unsur TNI dan Polri. Kehadiran mereka menegaskan satu hal, situasi Langkat kini masuk level krisis.

Sekda Langkat H Amril memaparkan data yang membuat ruangan mendadak hening. Per 2 Desember 2025, 16 kecamatan tenggelam, 437.480 jiwa terdampak, 115.979 KK terimbas banjir, 19.434 jiwa mengungsi dan 11 warga meninggal dunia. Ribuan rumah dan fasilitas umum luluh lantak diterjang air setinggi 50–200 sentimeter. Puluhan desa terisolasi, akses darat putus, beberapa titik listrik padam total
“Curah hujan diperkirakan masih tinggi. Jika respon kita lambat, dampaknya bisa jauh lebih luas,” kata Amril, memperingatkan.
Instruksi Bupati, Logistik jangan macet, data kerusakan harus akurat, akses kedaerah terpencil wajib dibuka
Afandin menegaskan distribusi bantuan tak boleh tersendat sehelai pun. “Tak ada alasan. Daerah sulit harus ditembus. Saya minta laporan setiap jam. Pendataan kerusakan rumah dan fasilitas publik percepat, ini fondasi pemulihan,” katanya.
Dia menyatakan Pemkab Langkat terus membuka jalur koordinasi dengan provinsi hingga pemerintah pusat. “Langkat tidak bekerja sendiri. Tapi kita harus memastikan setiap bantuan sampai ketangan warga yang benar-benar membutuhkan.” tegas Syah Afandin.
Sementara, Mayjen TNI Budi Irawan dari BNPB menyampaikan komitmen penuh pemerintah pusat yang kini turun langsung membackup Langkat.
“BNPB tidak akan meninggalkan daerah terdampak. Semua langkah harus sesuai standar. Keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi,” katanya tegas.
Komitmen BNPB terlihat dari pengerahan unit pendataan cepat, logistik tambahan, hingga dukungan teknis penanggulangan banjir.
Sedangkan Kabag SDM Polres Langkat, Kompol Muhammad Hassan, menyatakan seluruh personel telah disiagakan. “Polres Langkat siap turun ke titik mana pun, kapan pun,” katanya.
Disisi lain, TNI melalui Kodim 0203/Langkat ikut menerobos banjir untuk membuka akses jalan, mengevakuasi lansia dan anak-anak, hingga menjaga dapur umum didesa terdalam.
“Kami fokus pada titik yang airnya belum surut, akses harus dibuka agar bantuan bisa masuk,” ujar Kapten Inf Edi Susanto.
Rapat intens itu menghasilkan lima keputusan besar yang akan menentukan 14 hari ke depan.
1. Status Tanggap Darurat diperpanjang 14 hari.
2. Koordinasi posko induk, posko kecamatan diperketat, tanpa tumpang tindih komando.
3. Distribusi logistik dipacu, terutama untuk wilayah terisolasi.
4. Penambahan personel dan peralatan evakuasi didaerah dengan genangan berat.
5. Pendataan kerusakan rumah dan fasilitas publik dipercepat sebagai dasar penetapan masa pemulihan.
Menutup rapat, Syah Afandin memberi ultimatum agar seluruh unsur bekerja maksimal.
“Kita sedang berpacu dengan waktu. Jangan ada yang lengah. Fokus kita hanya satu: menyelamatkan warga dan memulihkan Langkat,” katanya sebelum membubarkan rapat.
Langkat kini berada dititik kritis. Dengan 437 ribu jiwa terdampak dan ancaman hujan susulan, instruksi Bupati serta dukungan BNPB, TNI/Polri menjadi penentu apakah Langkat mampu bertahan dari bencana terburuk dalam satu dekade terakhir.(Penulis: Misno)





Discussion about this post