INformasinasional.com-JAKARTA. Rumah sakit terapung Ksatria Airlangga, Universitas Airlangga (RSTKA Unair) mengusulkan agar ilmu kedokteran petualangan dan daerah terpencil atau adventure and remote medicine dipelajari di Indonesia.
Direktur RSTKA dr Agus Harianto SpB menuturkan, ilmu kedokteran untuk melayani warga di daerah terpencil yang cocok bagi negara maritim dan kepulauan seperti Indonesia ini bukanlah ilmu baru. Beberapa negara seperti United Kingdom (UK) dan Australia pun sudah menerapkannya.
dr Agus mengatakan, mempelajari ilmu kedokteran petualangan dan daerah terpencil tidak hanya meliputi keterampilan dalam ilmu kedokteran, tetapi juga melatih ketajaman serta kemampuan tatalaksana klinis di tengah keterbatasan.
“Suatu saat kita akan punya kolegium ya, namanya kolegium kedokteran petualangan dan daerah terpencil, itu impian saya. Karena ini berdasarkan pengalaman yang sudah kita lakukan,” kata dr Agus dalam Symposium Adventure and Remote Medicine: An Approach for Maritime Based Health Services, dikutip dari laman kampus, Kamis (16/2/2023).
RSTKA juga mengusulkan pembangunan sistem kesehatan berbasis maritim dan pembangunan armada rumah sakit terapung.
Rumah sakit terapung adalah fasilitas kesehatan yang memberikan layanan kesehatan dengan mobilitas menggunakan kendaraan air seperti kapal.
“Rumah sakit terapung yang langsung berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan, sebagai model atau standar. Perlu dana memang, tapi jika ini benar-benar untuk rakyat, apa sih yang mahal?” kata dr Agus.
RSTKA Unair
RSTKA memiliki fasilitas operasi atau bedah. Dikutip dari akun Instagramnya, tidak kurang dari 64 bayi sudah lahir di atas kapal RSTKA.
Rumah sakit terapung ini juga memberi pelayanan operasi bedah umum, bedah plastik, ortopedi, dan lain-lain untuk warga kepulauan.
Jika memungkinkan, RSTKA dapat bersandar untuk juga berkegiatan di daratan, baik untuk melakukan layanan kesehatan hingga penyuluhan lingkungan, COVID-19, kesehatan, dan kebersihan buat anak-anak dan warga dewasa.
Per akhir 2022, RSTKA yang digawangi alumni Fakultas Kedokteran Unair, civitas akademika, dan relawan dokter, perawat, apoteker, mahasiswa, serta peneliti ini sudah mengunjungi 69 pulau dan melayani 16.000 pasien poli umum, 1.400 operasi bedah, dan 2.200 relawan.(dtc)
Editor : MISNO