INformasinasiinal.com-JAKARTA. Proses evakuasi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan rombongan yang mendarat darurat di hutan Kerinci, Jambi, pada hari ketiga akan dilanjutkan pagi ini. Tim Basarnas akan menyiapkan 6 helikopter untuk melakukan evakuasi seluruh korban.
“Seluruh instansi yang terlibat tadi malam telah melakukan rapat persiapan proses evakuasi yang akan dilakukan hari ini,” ujar Kepala Kantor Basarnas Jambi, Kornelis, dalam keterangan tertulis Basarnas, Selasa (21/2/2023).
Adapun helikopter yang akan digerakan menuju lokasi adalah 4 unit diantaranya AW 189, Bell 429, Super Puma, dan Dauphin milik Basarnas menuju ke Posko terdekat. Nantinya akan di lanjutkan menggunakan 2 Helikopter milik PT sinarmas dan BNPB menuju Rumah Sakit Bhayangkara Jambi.
Kornelis berharap proses evakuasi dapat berjalan lancar hari ini. Ia juga berharap cuaca pada proses evakuasi dalam kondisi baik.
“Kita doakan semoga cuaca hari ini bersahabat dan seluruh Crew yang masih berada di Lokasi, dapat segera kita evakuasi,” ujarnya.
Sebelumnya pada hari kedua, proses evakuasi crew Helikopter Polairud Polda Jambi yang mendarat darurat di Bukit Tamiai Kabupaten Kerinci belum bisa di lakukan. Hal itu karena proses evakuasi terhambat faktor cuaca di lokasi tersebut tidak aman untuk melakukan houvering.
Cuaca Berkabut Tebal
Sebelumnya, dilansir detikSumut, proses evakuasi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan rombongan yang menjadi korban kecelakaan helikopter di kawasan hutan Muaro Emat, Kerinci kembali dihentikan karena cuaca buruk. Kapolda dan para korban lain terpaksa menginap di hutan lagi, malam ini.
“Untuk kendala saat akan melakukan evakuasi sore tadi, masalah cuaca di sekitar lokasi karena berkabut dan tidak memungkinkan untuk melakukan evakuasi. Sehingga helikopter milik Basarnas dan Puma Milik TNI AU kembali ke Bandara Sultan Thaha Jambi,” kata Kepala Kantor Basarnas Jambi Kornelis, Senin (20/2/2023).
Dia mengungkapkan, tim SAR gabungan tak mau ambil risiko dengan kondisi yang ada. Sebab, jika dipaksakan, maka bisa berakibat fatal bagi regu penyelamat maupun korban.(dtc)
EDITOR : MISNO