INformasinasional.com-MEDAN. Sejak bebas bersyarat, pada 25 November 2022 lalu, mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Saidurrahman, baru 2 kali melapor ke Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Medan.
“Yang bersangkutan terakhir melapor di bulan Januari 2023. Pada Februari 2023, yang bersangkutan seharusnya melapor, namun tidak datang,” kata Kepala Bapas Kelas I Medan, Wahyu Prasetyo saat dikonfirmasi, Senin (31/7/2023).
Ketika petugas menghubungi melalui via telepon, sambung Wahyu, Saidurrahman berjanji akan datang melapor tetapi sejak itu pernah datang melapor.
“Yang bersangkutan maupun penjaminnya sejak Februari tidak dapat dihubungi lagi hingga saat ini,” sebut Wahyu.
Selanjutnya, sambung Wahyu lagi, Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Bapas Kelas I Medan telah mengirimkan surat peringatan dan pemanggilan untuk melapor, tapi tidak ada tanggapan dari Saidurrahman.
“Selain itu, yang bersangkutan juga tidak ada izin atau pemberitahuan keluar kota kepada PK. Karena dengan tiga kali tidak melapor, berarti dia (Saidurrahman-red) telah melanggar ketentuan atau syarat khusus pembimbingan dan sanksinya adalah pencabutan SK Pembebasan Bersyarat (PB),” pungkasnya.
[irp posts=”9777″ ]
Diketahui, Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Medan menjatuhkan hukuman pidana penjara kepada mantan rektor UINSU, Saidurrahman, selama 2 tahun pada sidang, 29 September 2021 lalu.
Majelis hakim diketuai Jarihat Simarmata menilai mantan Rektor UINSU itu terbukti bersalah melakukan korupsi biaya pembangunan Kampus Terpadu UINSU, Medan, pada 2018 yang merugikan keuangan negara sebesar Rp10,3 miliar.
Dalam amar putusannya, Saidurrahman terbukti bersalah melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 dari UU Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Namun, setelah menjalani setahun lebih hukuman penjara dari pidana pokok, Saidurrahman mengajukan permohonan Pembebasan Bersyarat (PB) ke Lapas Tanjung Gusta Medan. Selanjutnya pada 25 November 2022, Saidurrahman dinyatakan bebas bersyarat.
Setelah bebas, Saidurrahman kembali ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan pada 21 Juli 2023 terkait kasus dugaan korupsi pada kegiatan program wajib Ma’had bagi mahasiswa UINSU Tahun Anggaran 2020 sampai Tahun 2021 yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp.956.200.000.
Usai dinyatakan sebagai tersangka, Saidurrahman kabur ke luar kota. Ia pun diminta agar menyerahkan diri ke Kejari Medan.
REPORTER : SIREGAR
EDITOR : MISNO