INformasinasional.com-BANDA ACEH. Yayasan Aceh Hijau berkerjasama dengan Unicef menggelar Kick off meating Program Dayah Ramah Anak Terintegrasi (Pro DAI) di Aula Bappeda Kota Banda Aceh Senin (10/7/2023). Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kadisdik Dayah Kota Banda Aceh Muhammad SSos MM yang diwakili oleh Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Muhammad Syarif SHI MH, yang diikutkan 18 peserta.
[irp posts=”9242″ ]
“Program Pro DAI ini diawali dengan melatih Fasilitator se-Aceh selama satu minggu di Hotel Mekkah, dilanjutkan assessment kesejumlah dayah yang ada di Banda Aceh berdasarkan Parameter Unicef-Yayasan Hijau, yang akhirnya diputuskan 5 Dayah penerima program ini, yaitu Dayah Terpadu Inshafuddin, Babun Najah, Darul Ulum, Madinatul Fata dan Misbahus Shalihin Al Waliyah,” kata Muhammad Syarif.
Sebagaimana dipahami, Pemerintah Aceh telah mendorong terwujudnya Dayah Ramah Anak sesuai Qanun Nomor 11 Tahun 2008. Ini sejalan dengan Kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh tentang Kota Ramah Anak di Tahun 2023.
Dayah Ramah Anak adalah satuan Pendidikan formal, non forman dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakukan salah lainnya.
Salah satu komponen prinsip Dayah Ramah Anak adalah proses belajar yang ramah dengan pendekatan Disiplin Positif (Dispo) berdasarkan budaya dan nilai-nilai agama Islam dalam membentu karakter anak penerus bangsa yang berakhlak mulia, katanya lagi.
Sementara Direktur Aceh Hijau, Syarifah Marlina AlManzhi dalam presentasinya mengatakan, Yayasan Aceh Hijau bersama Unicef telah banyak melakukan pendampingan terhadap kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Aceh.
[irp posts=”9278″ ]
Pola-pola kekerasan itu terjadi di Gampong, Sekolah dan Dayah, karna itu Bunda Syarifah setelah berdiskusi dengan Ayah Sob Jeunib, Ketua HUDA Aceh menaruh perhatian besar pada sejumlah Dayah untuk diterapkan Pendekatan Disiplin Positif sebagai instrument Pro DAI.
Ada banyak cara dalam merubah prilaku Anak/Santri, tidak mesti harus dihukum (pendekatan pemberian hukuman) dalam merubah prilaku tidak baik. Akan tetapi ada pendekatan alternatfi lainnya yang lebih baik dan ini telah diterapkan di beberapa daerah di nusantara.
Dalam kegiatan tersebut juga dibuka ruang diskusi dan tanya jawab dengan pemangku kepentingan yang hadir meliputi; Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Pejabat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota, Kakanmenag Kota Banda Aceh, Ketua HUDA Kota Banda Aceh, Pejabat Bappeda Kota Banda Aceh, Baitulmal Kota Banda Aceh, Keuchik (Kepala Desa) dilocus dayah berada meliputi Keuchik Lambaro Skep, Keuchik Gampong Keuramat, Keuchik ie Masen Ulee Kareng, Keuchik Lampeuot dan Keuchik Gampong Pande.
Nantinya santri dan guru dayah yang terpilih dalam program Pro DAI akan dilatih dan dilakukan pendampingan secara berkelanjutan sesuai modul yang ada, sehingga punya wawasan baru dalam menangani problem kekerasan yang terjadi dilingkungan Dayah, serta memfasilitasi dalam penyusunan kebijakan dalam proses rujukan penanganan kasus kekerasan yang terjadi pada santri dayah.
Dalam Implementasi tahap pertama akan dilakukan pada tiga dayah dulu, tentu penentuannya berdasarkan hasil assessment dan kajian Tim Yayasan Aceh Hijau-Unicef”, ungkap bunda Syarifah Alumni Pendidikan Bahasa Inggris UIN Ar-Raniry itu.(rel)
Koresponden : Akhmad
Editor : Misno