INformasinasional.com – SUKABUMI. Hingga awal November 2023 ini, musim kemarau masih terjadi di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, walau sesekali terjadi turun hujan. Kemarau panjang itu berdampak terhadap kekeringan air Sungai dan sumur-sumur warga Sukabumi. Contoh, air Sungai Cikaso di Kecamatan Paburuan masih tampak mengering.
Padahal, warga Kampung Pindang Jajar, Desa Cibadak, Kecamatan Pabuaran, selama ini menggunakan air Sungai Cikaso untuk konsumsi, mandi dan mencuci.
“Debit air Sungai terus mengecil, sehingga kondisi kebersihan airnya tidak seperti yang diharapkan warga. Karena, dibagian hulu sungai Cikaso warga memanfaat air Sungai untuk mandi dan cuci, kemudian mengalir ke muara, sehingga kami yang dimuara sungai ini menerima kiriman air yang tidak lagi bersih,” sebut banyak warga Kampung Pindang Jajar, Sabtu (4/11/2023).
[irp posts=”14918″ ]
Pantauan INformasinasional.com, di sungai Cikaso, Sabtu, terlihat ramai warga Desa beraktivitas disekitaran sungai Cikaso.
“Ya kalau bukan disini dimana lagi kita mandi dan cuci pakaian, walaupun jarak dari rumah lumayan cukup jauh, jadi kalau mandi nyampe rumah keluar lagi keringat, sebenarnya ini tidak nyaman karena kita mandi secara barengan. tapi ya gimana lagi dari pada tidak mandi dan pakaian tidak dicuci,” kata Dewi (54) salah satu warga Kp Pindangjajar.
Hal senada juga disampaikan Ijang (38), dirinya bersama keluarga selain mandi dan cuci pakaian, keluarganya memanfaatkan air sungai Cikaso untuk memenuhi kebutuhan air minum.
“Mau beli air kemasan kan kebayang mesti berapa uang yang dikeluarkan, apalagi dengan keadaan ekonomi saat ini sangat sulit. Jadi ya kita memanfaatkan aliran sungai ini saja untuk minum dikeluarga,” kata Ijang.
Sebenarnya, pinggiran sungai Cikaso terbentang luas pesawahan. Namun sawah-sawah itu nampak kering dengan keadaan tanah sudah mereha- terbelah retak, akibat kekeringan, sehingga para petani sudah tidak bisa menanam padi, kecuali sebagian sawah mereka digunakan dengan tanaman sayur mayur, itupun bagi sawah mereka yang benar-benar dekat dengan aliran sungai Cikaso.
Menurut Abah salah seorang wara di aliran sungai Cikaso yang lahir tahun 1987 di Desa Cibadak. Abah yang kesehariannya memanfaatkan aliran sungai Cikaso untuk menyiram tanaman kebun mentimun dan kacang-kacangan yang ditanamnya di sawah.
“Alhamdulillah walaupun sulit dan melelahkan tapi masih bisa bertani, dengan resikonya mesti menyiram tanaman setiap pagi dan sore. Dengan cara mengangkut dulu air di kumpulkan dalam penampungan lalu di siramkan,” ungkapnya
“Hasil jelas berbeda dengan ketika di musim hujan, karna biasanya kita menanam sayuran seperti ini cukup di pinggir sawah dan tak perlu menyiram, jadi padi kita tanam dan sayuran pun kita tanam, akhirnya kan panen keduanya. Mudah-mudahan saja secepatnya musim hujan datang dan air kembali baik, sehingga kami para petani bisa kembali melakukan aktivitas bertani menanam padi dan jenis yang lainnya guna mencukupi kebutuhan hidup,” ungkap Abah, dengan penuh harap hujan segera datang.
(Dodi Mubarok)