Oleh: Misno
NAMA Tengku Amir Hamzah barangkali lebih dikenal sebagai sastrawan besar dan tokoh “Pujangga Baru”, namun sedikit yang mengetahui perannya sebagai pejabat pemerintahan di masa awal kemerdekaan. Di tengah pergolakan nasional pasca Proklamasi 17 Agustus 1945, Amir Hamzah diangkat sebagai Wakil Pemerintah Republik Indonesia untuk Langkat, menjadikannya tokoh penting dalam sejarah transisi pemerintahan di daerah tersebut.
Diangkat sebagai Wakil Pemerintah pada 29 Oktober 1945
Dalam artikel yang dimuat di INformasinasional.com ini, penulis mendapatkan sebagian data dan sumber dari berbagai sumber, termasuk Wikipedia dan laman resmi Pemkab Langkat.
Pada tanggal 29 Oktober 1945, Amir Hamzah secara resmi diangkat menjadi Wakil Pemerintah Republik Indonesia untuk wilayah Langkat, yang saat itu berkedudukan di Binjai. Meski tidak memegang jabatan bupati dalam pengertian modern, peran beliau sangat strategis di masa-masa genting setelah kemerdekaan.
Sebagai wakil pemerintah, Amir bertugas memimpin dan menjaga stabilitas Langkat di tengah gejolak revolusi fisik dan sosial. Ia juga dikenal menyandang gelar Pangeran Langkat Hulu, menandakan posisi kehormatan dan pengaruhnya di lingkungan Kesultanan Langkat.
Antara Sastra, Nasionalisme, dan Tugas Negara
Lahir pada 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatra Timur, Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera berasal dari keluarga bangsawan Kesultanan Langkat. Ia dikenal sebagai penyair simbolis dan penulis karya-karya sastra monumental seperti Boeah Rindoe (1937) dan Njanji Soenji (1941).
[irp posts=”39574″ ]
Kiprahnya dalam dunia sastra tidak dapat dipisahkan dari gerakan nasionalis yang ia geluti sejak muda, termasuk ketika menempuh pendidikan di Surakarta dan kemudian di Batavia. Pada 1932, Amir turut mendirikan majalah sastra Poedjangga Baroe, yang menjadi wadah bagi gagasan-gagasan kebangsaan dan kebudayaan Indonesia.
Namun, takdir membawanya kembali ke Sumatra pada 1937 untuk menikahi putri sultan. Ia pun menerima tanggung jawab di lingkungan keraton dan, pada akhirnya, dalam pemerintahan lokal pasca-proklamasi.
Gugur dalam Peristiwa Berdarah
Sayangnya, pengabdian Amir Hamzah bagi bangsa dan daerah tidak berlangsung lama. Ia wafat secara tragis pada 20 Maret 1946 dalam peristiwa konflik sosial berdarah di Sumatra. Konflik itu dipicu oleh ketegangan antara kekuatan nasionalis dan kelompok kiri, termasuk faksi Partai Komunis Indonesia. Amir Hamzah menjadi korban dalam gejolak tersebut, dan jasadnya dimakamkan di kompleks Masjid Azizi, Tanjung Pura.
Menurut catatan resmi dari Pemkab Langkat, Amir Hamzah tercatat sebagai pejabat pemerintahan definitif pertama yang memimpin Langkat pasca-proklamasi, menjabat sejak September 1945 hingga Maret 1946. Meskipun tidak bergelar “bupati” seperti yang dikenal saat ini, posisi tersebut menjadikannya sebagai pionir pemerintahan sipil di Langkat era kemerdekaan.
Setelah beliau, posisi kepemimpinan Langkat terus berganti, mulai dari M. Nasib Nasution (pelaksana 9 hari), Wiji Alfisah (pelaksana 12 hari), hingga Adnan Nur Lubis yang menjabat sebagai pemimpin definitif pada 25 Maret 1946–1948. Nama-nama berikutnya membentuk rentetan sejarah kepemimpinan daerah yang berlanjut hingga era modern.
Pahlawan Nasional Indonesia
Atas jasa-jasanya dalam dunia sastra, nasionalisme, dan pemerintahan, pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Tengku Amir Hamzah pada tahun 1975. Ia dikenang sebagai “Raja Penyair Zaman Pujangga Baru” dan satu-satunya penyair Indonesia pra-revolusi yang diakui secara internasional.
Warisan Amir Hamzah tidak hanya tertulis dalam puisi-puisinya yang penuh cinta, agama, dan refleksi batin, tetapi juga dalam jejak pengabdiannya yang sunyi namun berdampak besar bagi Langkat dan Indonesia.
Penyair Agung yang Menjadi Wakil Pemerintah Pertama di Langkat Pasca Proklamasi
Dikenal sebagai “Raja Penyair Pujangga Baru”, Tengku Amir Hamzah tidak hanya meninggalkan warisan sastra, tetapi juga jejak pengabdian dalam pemerintahan Langkat di masa-masa awal Republik Indonesia. Diangkat sebagai wakil pemerintah pada 29 Oktober 1945, beliau memainkan peran penting di tengah transisi sejarah yang genting.
Tokoh Nadionalisme
Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan peranan Tengku Amir Hamzah selaku keturunan Kesultanan Langkat terhadap pergerakan Nasioanalisme. Untuk mengetahui, Tengku Amir Hamzah juga pernah berkecimpung bidang Politik maupun Kesusasteraan.
Penelitian Field Research telah melakukan dengan mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan Peranan Tengku Amir Hamzah terhadap Pergerakan Nasionalisme untuk kemudian dianalisa.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Pada tanggal 28 Oktober 1928 Tengku Amir Hamzah sebagai mahasiswa turut dalam Kongres Pemuda di Jawa.
Dengan pergerakan yang setia dalam kongres pemuda tanggal 28 Oktober sebagai anggota Indonesia Muda dari Solo. Tengku Amir Hamzah dikenal dan banyak mempunyai teman. Tengku Amir Hamzah juga berperan sebagai Perdana Mentri Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam Kongres Indonesia Muda pertama yang diadakan pada bulan Desember 1930 di Solo, Amir Hamzah turut aktif dan terpilih sebagai Ketua Indonesia Muda Cabang Solo.
Amir Hamzah dalam pergerakan Indonesia Muda di Solo itu banyak menyumbangkan tenaga dan fikirannya bahkan beliau termasuk salah seorang tokoh kebudayaan yang mempunyai pemikiran besar sekali didalam mengembangkan dan meningkatkan serta memajukan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Persatuan (Bahasa Indonesia) yang merupakan bukti atas dirinya sebagai seorang pejuang.
Selain itu juga sejak masih muda ia sudah mencintai, merindukan dan mengabdikan dirinya kepada perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
Jejak Amir Hamzah di Langkat
Nama Lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera, lahir 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat. Wafat 20 Maret 1946 di Binjai dalam Konflik Sosial. Jabatan Wakil Pemerintah RI untuk Langkat (29 Oktiber 1945 – Maret 1946) dengan Pangeran Langkat Hulu.
Diangkat sebagai Pahlawan Nasional (1975). Warisan Sastra yakni Boeah Rindoe (1937) dan Njanji Soenji (1941)
(Penulis adalah Pemimpin Redaksi INformasinasional.com)