INformasinasional.com-LANGKAT. Seekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) jantan ditemukan mati di dekat kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), tepatnya di sekitar area perkebunan milik PT Rapala. Temuan ini mengundang keprihatinan, mengingat satwa langka ini masuk dalam kategori spesies yang dilindungi dan terancam punah.
Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara bersama pihak kepolisian, termasuk Kapolsek Besitang AKP Sugiono SH MH dan jajarannya, turun langsung ke lokasi untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Hal itu dibenarkan Kapolsek Besitang Minggu (6/4/2025).
Gajah jantan yang diperkirakan berusia sekitar 12 tahun itu ditemukan dalam kondisi bangkai yang sudah membusuk, menandakan kematiannya terjadi lebih dari satu minggu lalu. Meski demikian, gading gajah masih dalam keadaan lengkap dan tidak ditemukan luka-luka pada bagian tubuh yang terlihat.
Untuk memastikan penyebab kematian, tim medis dari BKSDA mengambil sampel dari isi lambung dan usus untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
[irp posts=”39142″ ]
Gading gajah tersebut telah diamankan oleh pihak BKSDA Sumut guna menghindari potensi pencurian atau perdagangan ilegal. Sementara itu, bangkai gajah dikuburkan di lokasi penemuan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak BKSDA mengenai hasil pemeriksaan medis maupun dugaan penyebab kematian gajah tersebut.
Penemuan ini menambah daftar panjang kematian Gajah Sumatera di wilayah Langkat.
Sebelumnya, pada April 2022, seekor gajah betina ditemukan mati di kebun jeruk milik warga di Kecamatan Besitang. Gajah tersebut ditemukan dengan banyak luka tusukan dan usus terburai, serta caling (gading kecil) yang telah hilang.
Berdasarkan hasil nekropsi saat itu, diduga gajah mati akibat tusukan gading dari gajah jantan yang menyerang karena penolakan kawin. Tak menutup kemungkinan, ada juga dugaan pengambilan caling oleh masyarakat setelah kematian hewan.
Kematian beruntun gajah-gajah ini menyoroti pentingnya pengawasan lebih ketat terhadap habitat mereka serta perlindungan yang lebih serius terhadap spesies yang kian langka ini.*