Informasinasional.com*
IRING – IRINGAN kendaraan Pejabat Pemkab Langkat memasuki kompleks Pondok Pesantren Tuan Guru Besilam, Senin (3/11/2025). Disana, suasana religius berpadu dengan nuansa sejarah panjang dakwah Islam di Tanah Langkat. Bupati Langkat H Syah Afandin SH, didampingi Wakil Bupati Tiorita Br Surbakti SH, datang bukan sekadar sebagai pejabat pemerintahan, melainkan sebagai putra daerah yang menghormati warisan spiritual yang telah berusia lebih dari seabad, Haul Tuan Guru Besilam Syeikh Abdul Wahab Rokan ke-102.
Bantuan yang mereka bawa bukan sekadar simbol seremonial, tiga ekor lembu, dua ton beras, seratus liter minyak goreng, seratus kotak air mineral, dan Rp168 juta untuk menanggung iuran air PDAM Tirta Wampu selama setahun penuh bagi pesantren legendaris itu. Namun, dibalik angka-angka itu terselip pesan kemanusiaan dan penghormatan pada nilai spiritual yang menjadi denyut nadi masyarakat Langkat.

“Haul ini bukan hanya acara tahunan. Ini adalah napas sejarah dan cermin perjuangan. Kita memperingati bukan sekadar mengenang, tapi meneladani. Nilai-nilai perjuangan Tuan Guru harus hidup dalam keseharian kita,” kata Syah Afandin di Babussaoam, Busilam, Langkat, suaranya mantap namun sarat kelembutan.
Baginya, Haul Tuan Guru Besilam bukanlah ritual masa lalu yang membeku dalam tradisi. Ia adalah lentera moral yang tetap menyala ditengah zaman yang kian hiruk. Bupati yang akrab disapa Ondim itu menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus menopang kegiatan keagamaan seperti ini, sebab disanalah akar moral masyarakat Langkat bertumbuh dari generasi kegenerasi.
Dukungan itu disambut hangat oleh Tuan Guru Besilam, Syekh Dr H Zikmal Fuad MA, yang mewarisi estafet spiritual dari sang pendiri tarekat besar di Nusantara itu.
“Kami berterima kasih atas perhatian Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati. Dukungan ini bukan hanya bantuan materi, tapi juga bentuk kasih sayang kepada pesantren dan umat. Semoga silaturahmi ini terus terjalin demi kemaslahatan bersama,” kata Syekh Zikmal dengan nada teduh yang mencerminkan kebijaksanaan seorang ulama besar.

Haul Tuan Guru Besilam sendiri selalu menjadi magnet spiritual. Ribuan jemaah dari berbagai penjuru Tanah Melayu dan Sumatera Utara biasanya tumpah ruah di kompleks pesantren. Mereka datang bukan sekadar untuk berziarah, melainkan untuk meneguhkan kembali ikatan batin antara ilmu, iman, dan amal, warisan yang ditanamkan oleh Syeikh Abdul Wahab Rokan lebih dari seabad silam.
Disela acara penyerahan bantuan, tampak sejumlah pejabat penting hadir, Plt Staf Ahli Bidang SDM, Sosial dan Kemasyarakatan H Syhrizal SSos MSi, Kadis Kominfo Wahyudiharto SSTP MSi, Kasat Pol PP Damaeka Putra Singarimbun SSTP, Kabag Umum H Mahardhika Sastra Nasution SSTP MAP, Kabag Kesra HM Suhaimi SSTP MSP, Kabag Protokol Winanda Akbar SSTP, Dirut PDAM Herman Sukendar Harahap SH, serta Camat Padang Tualang Muhammad Izwanda SE Kp MSP.
Kehadiran mereka mempertegas bahwa penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual bukan hanya tanggung jawab pribadi, tetapi komitmen kolektif pemerintah daerah terhadap kehidupan beragama masyarakat.
Haul ke-102 ini seakan menjadi simfoni kesetiaan, dimana pemerintah, ulama, dan masyarakat berpadu menjaga bara keimanan agar tak padam diterpa arus modernitas. Syah Afandin menutup kunjungannya dengan pesan yang sederhana, namun bergetar dalam makna

“Selama nilai Tuan Guru masih hidup dihati kita, Langkat tidak akan kehilangan arah. Kita kuat karena berakar pada keimanan.”
Dihari itu, Langkat seolah bernafas dalam kesejukan zikir dan syukur. Bantuan telah diberikan, namun yang lebih berarti adalah penguatan hubungan batin antara kekuasaan dan keikhlasan, antara pemerintahan dan pesantren dua pilar yang membuat bumi Langkat tetap tegak dalam cahaya spiritualnya. (INformasinasional.com/Misno)
                                
	    	





                
Discussion about this post