INformasinasional.com, MEDAN — Sumatera Utara memasuki babak paling kelam dalam catatan bencana 2025. Hingga Minggu (30/11/2025), angka korban meningkat tajam bak grafik krisis, 1.090 jiwa terdampak, terdiri dari 176 meninggal dunia, 32 luka berat, 722 luka ringan, dan 160 orang masih lenyap tanpa jejak. Sementara itu, lebih dari 30 ribu warga terus bertahan dipengungsian, menjadikan situasi ini sebagai salah satu bencana terbesar dalam dekade terakhir.
Polda Sumut merilis data mencengangkan, 503 kejadian bencana menerjang 21 wilayah hukum Polres. Deretannya mencolok, 315 banjir, 166 tanah longsor, 20 pohon tumbang, dan 2 puting beliung. Rangkaian bencana yang seakan tak memberi jeda bagi aparat maupun warga.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Dr Ferry Walintukan, menyebut situasi saat ini sebagai “perlombaan dengan waktu”.
“Setiap menit sangat berarti bagi para pengungsi. Instruksi Bapak Kapolda jelas, percepat distribusi logistik, buka akses, pastikan semua wilayah terpenuhi kebutuhannya,” katanya.
Ditengah lumpur, hujan, dan wilayah yang terisolasi, jalur darat, laut, dan udara dibuka paksa demi memastikan logistik tidak berhenti ditengah jalan.
Dansat Brimob Polda Sumut, Kombes Pol Rantau Isnur Eka, menggambarkan betapa keras kondisi lapangan.
“Tidak ada warga yang kami biarkan berjuang sendirian. Setiap korban yang ditemukan, setiap logistik yang tiba, adalah wujud tekad kami menjaga nyawa,” katanya dengan suara bergetar.
Brimob mendirikan posko darurat, mengerahkan alat berat untuk memecah tumpukan material longsor, mengevakuasi korban, hingga menggendong lansia dan anak-anak menyusuri jalur pengungsian.
Data menunjukkan rentetan korban yang mengiris hati.
- Tapanuli Tengah (Tapteng) 691 korban
18 luka berat, 575 luka ringan, 47 meninggal, 51 hilang - Tapanuli Selatan (Tapsel) 218 korban
5 luka berat, 138 luka ringan, 47 meninggal, 28 hilang - Sibolga 33 meninggal, 56 masih hilang
Sementara itu, 3.843 personel gabungan Polri, TNI, Basarnas, BPBD, dan relawan terus berjibaku dilapangan.
Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melakukan pantauan udara menggunakan helikopter SAR. Dari udara terlihat jelas, rumah-rumah yang lenyap diterjang banjir bandang, jalan negara terputus, dan kantong-kantong pengungsian yang kian sesak.
Polda Sumut kini menyiapkan langkah percepatan.
- Pendataan kebutuhan logistik tambahan dan alat SAR
- Pendropan bantuan via CN-295 Mabes Polri
- Percepatan pencarian 160 warga yang masih hilang
- Koordinasi dengan Pemda untuk membuka lokasi pengungsian baru yang lebih layak
Ditengah kepungan bencana, satu hal menjadi jelas. Sumatera Utara sedang bertahan dari salah satu tragedi terbesar, sementara aparat dan relawan berpacu dengan waktu untuk mencegah angka korban terus bertambah.(Misno)
Discussion about this post