INformasinasional.com-MEDAN.Akibat vidio viral di media sosial dan grup-grup WatsApp, adanya beredar beras plastik atau beras sintetis yang dibeli dari pasar murah oleh seorang ibu, masyarakat Kota Binjai dan Kabupaten Langkat terus dilanda keresahan. Namun, apakah beras sintetis itu benar ada di Binjai atau hanya sebatas isu, hingga kini masih diselidiki kebenarannya.
Berawal dari beredar video berdurasi lebih kurang dua menit yang menampilkan seorang emak-emak mengeluhkan beras yang dibelinya di Gerakan Pasar Murah yang digelar Pemerintah Kota Binjai dicurigai memiliki kandungan plastik.
Dalam video beredar itu, ibu tersebut membandingkan dua nasi yang dikepal seperti bola. Satu nasi berasal dari beras Bulog yang dibelinya di Gerakan Pasar Murah, sedangkan satu nasi lainnya berasal dari kilang.
“Kalau yang ini (beras Bulog) kayak lebih padat. Kalau yang ini (dari kilang) dilihat dari teksturnya lebih agak lembek, benyek gitu,” kata wanita dalam video itu.
Wanita itu juga melempar kepalan kedua nasi ke arah lantai, yang membal yang beras Bulog, dicurigai. Kalau ini beras yang dari kilang, tidak. Kita akan melaporkan soal ini kepada kepala lingkungan setempat di Kelurahan Berngam, Binjai Kota. Ini mau saya kirim ke Ibu Lastri, ibu Kepling di Kelurahan Berngam, karena semalam saya beli beras Bulog ini di Berngam dengan pemerintah, yang mengatakan beras murah, beras murah, ternyata begini. Untung baru sekali masak ini, belum saya makan ini,” kata wanita dalam vidio viral itu.
Apa Kata Bulog?
Badan urusan logistik (Bulog) selaku pemilik beras yang diduga sintetis atau mengandung plastik, angkat bicara menyoal hal tersebut.

Wakil Pimpinan Cabang Bulog Medan, Matius Prananta Sitepu menyebut, proses pemeriksaan beras impor dari beberapa negara di Asia itu cukup ketat hingga akhirnya mendarat di Indonesia.
Adapun negara pengirim beras yang tersedia sekarang di Gudang Bulog Cabang Medan yakni, Vietnam, Thailand, India dan Pakistan serta Myanmar. Matius pun menguraikan proses pengiriman beras yang diekspor itu.
“Pertama dari negara pengekspor sendiri, beras itu sebelum naik ke kapal menuju ke Indonesia, sudah melalui pemeriksaan kualitas oleh otoritas pengawas makanan di negara pengirim. Kemudian juga setelah beras sampai di Indonesia, Ada dua badan yang melakukan pemeriksaan,” katanya di Balai Kota Binjai, Selasa 10 Oktober 2023.
“Yang pertama Sucofindo yang memeriksa kualitas juga dan kedua balai karantina Kementerian Pertanian. Jadi kalau barang itu hasil ujinya tidak memenuhi, tidak akan bisa dibongkar dan tidak bisa masuk ke gudang kami,” sambungnya.
Jika hasil uji sudah terpenuhi, kemudian beras didistribusikan. Salah satu penyalurannya disebut dengan kemasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Karena isu beras diduga sintetis bergulir kencang di Kota Binjai, Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai melakukan penyelidikan. Matius menegaskan, pihaknya mendukung langkah kepolisian.
Terkait rencana untuk dilakukan uji kualitas, kami mendukung untuk memastikan kembali bahwa beras yang kami salurkan tidak mengandung unsur plastik,” katanya.
Sementara itu, Polres Binjai juga tengah menyelidiki dugaan beras sintetis tersebut. Bahkan, penyidik Unit Ekonomi Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai juga sudah mengambil sampel daripada beras tersebut.
“Saksi-saksi juga sudah kita periksa dan sampel beras sudah diambil untuk dibawa ke laboratorium, untuk dilakukan pengujian,” kata Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Zuhatta Mahadi.
[irp posts=”13138″ ]
Sampel beras itu sudah dikirim ke Laboratorium Saraswanti di Bogor. Sebelumnya, isu beras diduga sintetis atau mengandung plastik tengah bergulir kencang di Kota Binjai. Akibatnya, masyarakat Kota Rambutan resah akan adanya isu beras sintetis tersebut.
Dugaan adanya penemuan beras plastik yang beredar di Kota Binjai, pasca seorang wanita yang mengaku warga Kelurahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota, baru-baru ini mengunggah video yang diduga merupakan beras plastik.
Dirinya membeli beras itu murah melalui program Gerakan Pasar Murah (GPM) yang digelar tidak jauh dari kediamannya. Sontak video itu pun menjadi viral dan menuai beragam komentar. Warga pun berharap kepada instansi atau dinas terkait, agar melakukan langkah cepat dalam mengatasi permasalahan itu.*
(Misno)