INformasinasional.com, LABUHANBATU SELATAN — Dini hari di Jalinsum yang biasanya lengang berubah mencekam. Sebuah bus Antar Lintas Sumatera (ALS) bernomor polisi BK 7675 UA mendadak kehilangan kendali, mengamuk dijalan raya, dan menghantam empat warung warga serta dua sepeda motor di Dusun Suka Jadi, Desa Sabungan, Kecamatan Sungai Kanan, Labuhanbatu Selatan, Senin (20/10/2025).
Jeritan warga membelah sunyi pagi itu. Bus yang dikemudikan Haris Muda melaju dari arah Medan menuju Gunung Tua, tiba-tiba oleng, menukik kekiri, lalu membanting setir kekanan. Namun bukannya kembali kejalur, bus malah menabrak deretan warung yang baru saja dibuka pemiliknya untuk menyeduh kopi pagi.
“Bus itu langsung menghantam empat warung dan dua motor yang sedang terparkir. Setelah itu terbalik ditengah jalan,” ujar AKP Sujono, Kasi Humas Polres Labusel.
Diduga, sopir bus sempat kehilangan fokus karena kelelahan atau kondisi kesehatan yang menurun. Ban kiri bus turun keberam jalan, dan ketika mencoba mengembalikannya, justru kehilangan kendali.
Akibat insiden itu, lima penumpang bus mengalami luka serius:
- Samsidar (70), warga Padang
- Zuraidah (67), PNS asal Tanah Datar
- Yurni (56), warga Medan
- Defrin (18), pelajar asal Medan
- Sulastri (39), warga Deli Serdang
Kelimanya kini dirawat intensif di Klinik Harapan Bersama Sabungan. “Mereka mengalami luka cukup berat dan sebagian harus dirujuk kerumah sakit,” kata Sujono.
Yang lebih memantik emosi warga, sang sopir melarikan diri usai kejadian. Polisi kini memburu pengemudi yang diduga bertanggung jawab atas insiden nahas itu.
“Kami masih melakukan penyelidikan dan mengejar sopir yang kabur,” tegas Sujono.
Bus ALS yang terbalik kini diamankan di Pos Lalu Lintas Sungai Kanan sebagai barang bukti. Sementara reruntuhan empat warung dipinggir Jalinsum menjadi saksi bisu keganasan kendaraan besar yang hilang kendali itu.
Bentangan Jalinsum, urat nadi Sumatera yang tak pernah tidur, kembali menelan korban. Dan seperti biasa, setelah deru sirine padam dan debu kecelakaan mereda, yang tertinggal hanyalah pertanyaan lama yang belum juga terjawab: sampai kapan jalan lintas ini dibiarkan jadi panggung tragedi? (Misn’t)
Discussion about this post