INformasinasional.com-MANDAILING NATAL. Calon Bupati nomor urut 1 Kabupaten Mandailing Natal (Madina), H. Harun Mustafa Nasution, mendatangi kantor Bawaslu Madina pada Selasa siang untuk memberikan klarifikasi terkait laporan yang menuduhnya memberikan surat keterangan palsu. Laporan tersebut menyebutkan bahwa Harun menggunakan ijazah dari SMA Negeri 1 Panyabungan saat mendaftar di KPU sebagai calon bupati periode 2025-2030.
Harun tiba di kantor Bawaslu Madina sekitar pukul 14.30 WIB didampingi teman-teman sekolahnya. Ia menjelaskan bahwa ia memang sempat bersekolah di SMA Williem Iskandar Tano Bato saat kelas satu, sebelum kemudian pindah ke SMA Negeri 1 Panyabungan pada tahun kedua. Kedatangan Harun ke Bawaslu juga bertujuan untuk memperjelas informasi yang dilaporkan oleh Henri Husein Nasution.
[irp posts=”33765″ ]
“Saya datang untuk memberikan klarifikasi. Saya bersama sahabat-sahabat saya sewaktu sekolah. Ini menjadi kesempatan untuk mengingat kembali masa-masa kami bersama di SMA,” ujar Harun usai pertemuan dengan Bawaslu, didampingi oleh rekan-rekan sekolahnya.
Politisi dari partai besutan Prabowo Subianto ini juga mengungkapkan bahwa laporan tersebut memberinya semangat baru untuk memperkenalkan dirinya lebih dekat kepada masyarakat Madina. “Ada hikmah dari setiap peristiwa. Dengan pencalonan ini, saya akhirnya bisa berkumpul kembali dengan teman-teman lama, setelah terpisah selama 39 tahun. Semoga perjuangan ini membawa berkah bagi Madina yang kita cintai,” tambahnya.
Selama pertemuan dengan Bawaslu, dua sahabat SMA Harun, Hasyim dan Hakimah, turut memberikan klarifikasi untuk mendukungnya. Hasyim, yang dulu adalah teman sebangku Harun di SMA Negeri 1 Panyabungan, mengisahkan bahwa Harun selalu dikenal sebagai sosok yang murah senyum dan suka membantu teman.
“Harun adalah teman sebangku saya sejak kelas 2. Dia tidak pernah berubah, tetap ramah dan suka bercanda,” ujar Hasyim.
Sementara itu, Hakimah, teman satu sekolah Harun, juga memberikan kesaksian. Ia bercerita bahwa mereka sering pergi dan pulang sekolah bersama-sama dengan angkutan kota. “Harun dulu duduk di belakang saya saat ujian Ebtanas. Kami sering satu angkot bersama,” katanya. Hakimah yang kini tinggal di Kayu Laut bahkan datang langsung dari Jakarta untuk memberikan klarifikasi ini, meskipun sedang dalam suasana berduka.
“Setelah mendengar laporan ini, saya merasa terpanggil untuk memberikan klarifikasi. Saya tahu Harun sejak sekolah, dia selalu dikenal baik dan dermawan,” pungkas Hakimah.
(Bobby OZ)