INformasinasional.com, Nias Selatan – Desa Hili Alo’oa, Kecamatan Ulu Idanotae, Kabupaten Nias Selatan, Kamis (9/10/2025), mendadak menjadi sorotan. Tim monitoring dan evaluasi (monev) Kecamatan Ulu Idanotae yang dipimpin langsung Camat Fohada Halawa SE MAP, turun tangan mengutak-atik jantung administrasi desa: mulai dari keuangan, tata usaha, hingga dokumentasi pembangunan.
Ruang balai desa seketika dipenuhi wajah-wajah serius. Sekretaris Camat Temaziso Halawa, Sarobali Lase, Kepala Desa Ozuisokhi Tafonao, Ketua BPD, Ketua TPK, hingga seluruh perangkat desa duduk berjajar. Agenda mereka satu: membongkar seberapa sehat roda pemerintahan desa berjalan.
“Kami hadir bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk memastikan pembangunan di Hili Alo’oa berjalan baik dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Camat Fohada dalam sambutannya, sembari mengingatkan pentingnya laporan sesuai RAB dan aturan main dana desa.
Namun nada tegasnya tak bisa disembunyikan. Fohada menekankan bahwa transparansi dan akuntabilitas adalah harga mati, terutama dalam penggunaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD). Bagi Camat, monev bukan sekadar formalitas, melainkan alat “pembongkaran dini” untuk menemukan persoalan lapangan sebelum menjadi penyakit kronis pembangunan.
Kepala Desa Ozuisokhi Tafonao tampak menerima dengan lapang dada. “Kami terbuka untuk evaluasi. Dengan adanya monev ini, kami tahu mana yang harus segera dibenahi,” ujarnya, seakan menyiratkan kesadaran bahwa kritik adalah vitamin bagi tata kelola desa.
Tidak berhenti pada evaluasi administrasi, Camat Fohada Halawa justru melebar ke isu yang lebih besar: infrastruktur jalan. Ia menyentil pemerintah kabupaten agar tak tutup mata pada akses vital yang menghubungkan Ulu Idanotae dan Kecamatan Gomo.
“Kami berharap Bupati Nias Selatan memberi perhatian khusus. Jalan penghubung Ulu Idanotae – Gomo harus segera diaspal. Ini urat nadi perekonomian. Tanpa itu, hasil bumi warga tak akan pernah sampai ke pasar dengan lancar,” tegasnya, menutup kegiatan dengan seruan keras.
Monev kali ini bukan hanya soal angka diatas kertas, melainkan peringatan keras bahwa desa tidak bisa berjalan sendiri. Ulu Idanotae menuntut tata kelola yang bersih, sekaligus jalan beraspal yang menjadi urat nadi kehidupan. Sebab tanpa transparansi dan akses jalan, cita-cita kemandirian desa hanyalah fatamorgana.
(Laporan: Mareti Tafonao)
Discussion about this post