INformasinasional.com – SABANG. Apa yang ditanam itulah yang dituai/dipanen. Pribahasa itu yang kini dialami M Nur Samad, seorang petani yang berhasil mengembangkan budidaya tanaman salak (salacca zalacca) di Gampong Balohan, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Berkat salak, perekonomiannya terdongkrak naik dan mapan, nama M Nur Samad pun jadi tersohor dengan sapaan Pak Nur.
[irp posts=”7657″ ]
Ketika disambangi INformasinasional.com, bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang, Jumat 19 Mei 2023, Pak Nur pun menceritakan awalnya dia menekuni tanaman salak.
Aawalnya, ditahun 1995, Pak Nur merintis, mengamati, menganalisa, melihat perkembangan pasar, dan menyimpulkan bahwa buah salak mempunyai prospek pasar dan nilai jual yang baik.
[irp posts=”7740″ ]
Selanjutnya, Pak Nur mencari bibit salak di daratan Aceh dan daerah lain untuk menanam beberapa bibit salak di kebun pertama belakang rumahnya.
Lambat laun, Pak Nur pun bertemu dengan Penyuluh Pertanian, dari Dinas Pertanian Sabang. Kala itu bekiau berkonsultasi serta belajar bagaimana cara dan pola tanam salak yang baik dan sebagainya.
[irp posts=”7733″ ]
Kemudian di tahun 1996, Dinas Pertanian memberikan nantuan bibit salak kepada para petani Sabang, salah satunya yakni Pak Nur. Beliau menerima 125 barang bibit pohon salak. Kemudian pun menanamnya hingga mengembangkan, mengidentifikasi bibit yang baik terutama yang serumpun.
[irp posts=”7710″ ]
Pak Nur pun banyak mengokulasi batang salak yang berbuah baik dan manis, hingga menjadi bibit salak Sabang yang berbuah baik. Sehingga saat ini panen salak di kebun Pak Nur, sudah per 3 – 4 kali dalam satu tahun dengan jumlah taman pohon salahnya mencapai 1.500 pohon.
Produksi salak dari kebun Pak Nur, telah mengisi meja-meja buah dipasar pasar Kota Sabang, Banda Aceh hingga Meulaboh dan Aceh Barat.
[irp posts=”7697″ ]
Menurut Yuliani SP, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikuktura Distan Kota Sabang, salak (salacca zalacca) Sabang salah satu komoditas pertanian Sabang, telah membuktikan hasil panen yang berlimpah di Gampong Balohan, Kecamatan Sukajaya, Sabang, sehingga mereka telah memasarkan hingga ke luar Pulau Weh Sabang, Banda, Calang hingga Meulaboh, Aceh Barat, kata Yuliani.
Terpisah, Kasi Analis Pasar Pertanian Distan Pertanian Kota Sabang, Widya, SP MSi, didampingi Penyuluh Pertanian serta Tim BPSBTPHP Banda Aceh, Jumat 19 Mei 2023 lalu berkunjung ke kebun tanaman salak milik Pak Nur. Mereka menghitung secara matematis.
“Satu pohon salak menghasilkan buah salak 6 kg, ada 1.500 pohon jumlah tanaman salaknya. Dalam satu kg salak terdapat 30 buah salak, sehingga total hasil panenan kebun salaknya mencapai 9 ton, setara dengan size 270.000 buah salak, dalam satu kali putaran panen. Jika dikalkulasikan dalam setahun 3 kali panen, maka produksi salak Pak Bur mencapai 27 ton per tahun,” kata Widya.
[irp posts=”7723″ ]
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang Fakri SE MAP baru baru ini mengatakan, salak Sabang merupakan komoditas unggulan pertanian Sabang yang telah diakui dalam pendaftaran Varietas Tanaman oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI pada tahun 2022,
“Kami sebelumnya dibimbing oleh UPTD BPSBTPHP yaitu Badan Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Holtikuktura dan Perkebunan) dari Banda Aceh, sehingga terdaftar di Kementan RI dengan sebutan salak Sabang sekarang sudah menjadi komoditas unggulan Pertanian Sabang sehingga bisa menjadi icon dan oleh-oleh wisata di Sabang,” kata Fakri.
Koresponden : Akhmad
Editor : Misno