Informasinasional.com
  • HOME
  • ADVETORIAL
  • TRENDING
  • BERITA VIDIO
  • NASIONAL
  • DAERAH
  • DESA KITA
  • PERISTIWA
  • UMUM
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • OLAHRAGA
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • OTOMOTIF
  • INSFRASTRUKTUR
  • KRIMINAL
  • KULINER
  • PILKADA
  • RAGAM
  • AGRIBISNIS
  • OPINI
  • Wartawan Kita
No Result
View All Result
  • HOME
  • ADVETORIAL
  • TRENDING
  • BERITA VIDIO
  • NASIONAL
  • DAERAH
  • DESA KITA
  • PERISTIWA
  • UMUM
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • OLAHRAGA
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • OTOMOTIF
  • INSFRASTRUKTUR
  • KRIMINAL
  • KULINER
  • PILKADA
  • RAGAM
  • AGRIBISNIS
  • OPINI
  • Wartawan Kita
No Result
View All Result
Informasinasional.com
No Result
View All Result
  • HOME
  • ADVETORIAL
  • TRENDING
  • BERITA VIDIO
  • NASIONAL
  • DAERAH
  • DESA KITA
  • PERISTIWA
  • UMUM
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • OLAHRAGA
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • OTOMOTIF
  • INSFRASTRUKTUR
  • KRIMINAL
  • KULINER
  • PILKADA
  • RAGAM
  • AGRIBISNIS
  • OPINI
  • Wartawan Kita

Dari Tiang Bendera DPRA, Rakyat Aceh Paksa Parlemen Tunduk pada Jalanan

Editor: Misno

01/09/2025 21:40
in DAERAH, TRENDING
0
Dari Tiang Bendera DPRA, Rakyat Aceh Paksa Parlemen Tunduk pada Jalanan

Aksi damai rakyat Aceh di gedung DPRA Banda Aceh.(istimewa)

0
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

INformasinasional.com, BANDA ACEH – Senin siang, 1 September 2025, halaman Gedung DPR Aceh (DPRA) berubah menjadi panggung sejarah. Ratusan massa dari berbagai elemen duduk bersila didepan tiang bendera, suara mereka bergantian menggema menembus dinding kekuasaan. Dari mahasiswa, aktivis, hingga warga biasa, semua menyatukan suara reformasi parlemen, reformasi kepolisian, hingga hentikan militerisasi di Tanah Rencong.

Awalnya, massa berorasi dijalan. Namun dalam satu jam, gerbang terbuka. Mereka diperbolehkan masuk hingga kehalaman utama. Tak ada kericuhan, tak ada gesekan. Justru yang terjadi adalah pemandangan yang jarang terlihat. Rakyat dan wakilnya berhadapan langsung, tanpa sekat, tanpa barikade kawat berduri.

Ketua DPRA Zulfadli bersama sejumlah anggota legislatif turun menemui massa. Kapolda Aceh, Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah, ikut hadir, berdiri dibarisan elite yang menyambut lautan demonstran. Namun dibalik wajah ramah itu, massa tak ingin sekadar disalami. Mereka datang dengan agenda menuntut perubahan mendasar.

Koordinator Lapangan, Misbah, lantang membacakan tuntutan. Suaranya menohok, penuh desakan. “Kami menuntut reformasi total DPR RI dan DPR Aceh. Hapus budaya korup, perbaiki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Tolak wakil rakyat yang anti demokrasi dan pro oligarki!”

Sorakan menggema. Massa kemudian mengajukan petisi reformasi. Tak ada pilihan bagi Zulfadli kecuali membacakan satu per satu poin tuntutan dihadapan publik, sebelum akhirnya menandatangani. Tanda tangan itu, meski simbolik, menjadi bukti bahwa tekanan jalanan kembali mampu menundukkan elite parlemen.

Selain parlemen, sorotan juga diarahkan pada Polri. Massa mendesak penghentian segala bentuk kekerasan terhadap rakyat, penegakan hukum yang adil, dan pencopotan aparat yang terbukti melanggar HAM. “Tak ada reformasi tanpa keberanian membersihkan aparat yang mencederai demokrasi,” tegas Misbah.

Baca juga  Pembakar Rumah Tiur di Belum Terungkap, Polisi: Segera Kami Tuntaskan!

Tuntutan ini bukan isapan jempol. Rekam jejak represi aparat diberbagai daerah masih membekas, dari penggusuran paksa, bentrok dengan mahasiswa, hingga penanganan demonstrasi yang selalu diwarnai kekerasan. Aceh, dengan sejarah luka panjang akibat konflik bersenjata, menegaskan kembali penolakannya pada segala bentuk militerisasi.

Tuntutan paling sensitif muncul ketika massa menolak rencana pembangunan batalyon baru di Aceh. Bagi mereka, kehadiran pasukan teritorial bukan jawaban atas persoalan daerah. Sebaliknya, itu justru menghidupkan trauma masa lalu.

“Aceh punya luka yang belum sembuh. Jangan tambah garam diatasnya. Stop militerisasi. Hormati semangat perdamaian MoU Helsinki dan tegakkan supremasi sipil,” ujar Misbah, disambut riuh tepuk tangan massa.

Penolakan ini mengingatkan publik pada sejarah kelam konflik Aceh dua dekade perang gerilya yang menelan puluhan ribu korban jiwa. Meski MoU Helsinki 2005 menutup bab perang, upaya militerisasi baru dianggap ancaman nyata terhadap perdamaian yang rapuh.

Gelombang Nasional, Aceh Jadi Episentrum

Apa yang terjadi di Banda Aceh bukan sekadar protes lokal. Ia adalah bagian dari gelombang ketidakpuasan nasional terhadap institusi demokrasi dan aparat negara. Dari Jakarta, Medan, hingga Makassar, suara reformasi kembali menggema.

Aceh, dengan status daerah istimewa hasil perjanjian damai, justru tampil sebagai episentrum. Tuntutan mereka lebih tajam. Bukan hanya soal fungsi legislasi yang mandek dan korupsi diparlemen, tapi juga soal penghentian pola militeristik yang selalu menjadi hantu masa lalu.

Sejarah reformasi 1998 membuktikan, jalanan mampu mengguncang singgasana kekuasaan. Dua dekade berselang, 2025 menunjukkan babak serupa. Meski massa di Banda Aceh tak membakar ban atau merusak fasilitas publik, simbolisme aksi mereka justru lebih menusuk, duduk tenang, orasi bergantian, dan memaksa parlemen menandatangani tuntutan.

Baca juga  Kadis P3APM Pemko Tebingtinggi Terseret Kasus Penipuan Rp 120 Juta

Dibawah terik matahari, dihalaman parlemen, rakyat Aceh mengingatkan bahwa demokrasi bukan hadiah, melainkan hasil desakan tanpa henti. Dan sekali lagi, jalanan menunjukkan taringnya.(Misn’t)

Post Views: 296
Tags: #ganja #aceh #dituntut  #matireformasi dprreformasi polri
Previous Post

Kapolda Sumut Lesehan dengan Mahasiswa, Siap Mundur Jika Kapolri Memerintahkan

Next Post

Medsos Tanpa Badan Hukum: Api Tanpa Wajah, Korban Bernama Rakyat

Next Post
Medsos Tanpa Badan Hukum: Api Tanpa Wajah, Korban Bernama Rakyat

Medsos Tanpa Badan Hukum: Api Tanpa Wajah, Korban Bernama Rakyat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA TERBARU

Ketua DPRD Bulukumba Umy Asyiatun Khadijah Temui Langsung Massa Aksi, Redam Ketegangan

Ketua DPRD Bulukumba Umy Asyiatun Khadijah Temui Langsung Massa Aksi, Redam Ketegangan

02/09/2025 01:41
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Pasaman Barat Gelar Forum P4GN 2025

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Pasaman Barat Gelar Forum P4GN 2025

02/09/2025 01:45
Medsos Tanpa Badan Hukum: Api Tanpa Wajah, Korban Bernama Rakyat

Medsos Tanpa Badan Hukum: Api Tanpa Wajah, Korban Bernama Rakyat

01/09/2025 22:36
Dari Tiang Bendera DPRA, Rakyat Aceh Paksa Parlemen Tunduk pada Jalanan

Dari Tiang Bendera DPRA, Rakyat Aceh Paksa Parlemen Tunduk pada Jalanan

01/09/2025 21:40

Follow Us

Informasinasional.com

Informasi Yang Menambah Wawasan

KURS BANK INDONESIA (BI)

KATEGORI

  • ADVETORIAL (24)
  • AGRIBISNIS (43)
  • BERITA VIDIO (36)
  • DAERAH (2,401)
  • Desa Kita (6)
  • EKONOMI (567)
  • HUKUM (982)
  • INSFRASTRUKTUR (280)
  • INTERNASIONAL (499)
  • KRIMINAL (416)
  • KULINER (40)
  • NASIONAL (689)
  • OLAHRAGA (615)
  • OPINI (34)
  • OTOMOTIF (40)
  • PERISTIWA (1,196)
  • PILKADA (64)
  • POLITIK (489)
  • RAGAM (167)
  • TRENDING (1,923)
  • UMUM (604)
  • VIDIO (13)
  • REDAKSI
  • ABOUT-US
  • PEDOMAN MEDIA SIBER

© 2023 Informasinasional.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • ADVETORIAL
  • TRENDING
  • BERITA VIDIO
  • NASIONAL
  • DAERAH
  • DESA KITA
  • PERISTIWA
  • UMUM
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • OLAHRAGA
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • OTOMOTIF
  • INSFRASTRUKTUR
  • KRIMINAL
  • KULINER
  • PILKADA
  • RAGAM
  • AGRIBISNIS
  • OPINI
  • Wartawan Kita

© 2023 Informasinasional.com