INformasinasional.com-BATU BARA. Aksi demo masyarakat Kabupaten Batu Bara yang pernah terjadi beberapa kali di gedung DPRD dan Kantor Bupati Batu Bara baru-baru ini, yang mengeritik kinerja Bupati Batu Bara Ir H Zahir, belum terjawab oleh Bupati Batu Bara. Ironisnya, Jumat (6/10/2023) aksi demo terjadi di Lapangan Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara. Pendemo berasal dari orang-orang pendukung Bupati Zahir. Sehingga aksi demo itu bak berbalas bantun.
Catatan INformasinasional.com, beberapa waktu lalu 28 Agustus 2023, terjadi aksi masa mengatasnamakan Tunas Muda Gemkara (TMG), dengan 12 tuntun, meminta Pemerintah Batu Bara dapat mempertanggung jawabkan atas beberapa kejanggalan yang terjadi.
Seperti penolakan hutang Rp 25 Milyar, lahan eks Socfindo di tanami ubi, dan pertanggung jawaban lahan 300 hektar di Kuala Gunung.
Berselang beberapa hari lalu, aksi massa tandingan terjadi. Kalangan pendemo menyebut, dan menolak aksi, serta menuding LSM membuat gaduh di Batu Bara.
Kemudian 29 September 2023 terjadi lagi aksi massa yang tergabung dalam TMG. Mereka melakukan demonstrasi, dengan melakukan penyegelan ruang kantor Bupati Batu Bara.
Nah, pada hari ini Jumat (6/10/23) aksi unjuk rasa balasan kembali terjadi. Kelompok yang mengatasnamakan barisan relawan Zahir, menyampaikan bahwa segala tuduhan yang dilontarkan LSM TMG kepada Bupati Zahir adalah suatu spekulasi (dugaan tak berdasar).
[irp posts=”12789″ ]
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam relawan Zahir di Batu Bara menerikkan bantahan. “Adanya oknum-oknum yang menyebut Bupati Zahir mafia tanah, Zahir penghianat rakyat” bukanlah bentuk kritik yang konstruktif, namun kuat dugaan kami, itu adalah kalimat menghina melecehkan bahkan memfitnah personality dari Bupati, teriak pendung Bupati Zahir.
Karena, Zahir sejak menjabat ditahun 2018, tidak ada 1 putusan pengadilan pun (Yurisprudensi) yang menyatakan Zahir pernah tersandung masalah hukum seperti kalimat yang ‘dituduhkan’.
Namun dari hasil Informasi dihimpun di lapangan, aksi demo yang terjadi di duga para pendemo, yang mengikuti sebagian merasa tertipu. Sebab menurut mereka, undangan yang disampaikan Kamis (5/10/2023) malam, adalah rapat Pemilu. Namun setelah sesampainya di pendopo, mereka diarahkan ke tanah lapang Lima Puluh.
“Tadi malam, katanya mau rapat pemilu, tapi kok di pindahkan kesini(tempat demo) makanya kami bingung, kalau tau kami ngak maulah, ” sebut beberapa massa pendemo yang pada umumnya kaum emak-emak, yang ikut aksi Jumat.
Reporter: Eka Suhendra