Profil Desa Cawet
INformasinasional.com – Disudut selatan Kabupaten Pemalang, tepatnya di Kecamatan Watukumpul, terdapat satu desa kecil nan sejuk bernama Desa Cawet yang dikelilingi perbukitan menjulang dan sungai-sungai yang mengalir jernih, Cawet tak hanya menyimpan panorama alam yang memesona, tetapi juga jejak sejarah, potensi ekonomi, dan cerita rakyat yang unik.
Letak Strategis di Pegunungan Sejuk
Desa Cawet memiliki luas wilayah 7.700 meter persegi dan dihuni oleh sekitar 2.820 jiwa, terdiri dari 1.453 laki-laki dan 1.367 perempuan dalam 796 kepala keluarga. Secara geografis, desa ini berada di ketinggian antara 250 hingga 660 meter di atas permukaan laut, menjadikannya memiliki iklim yang sejuk sepanjang tahun. Desa ini berbatasan dengan Desa Medayu di utara, Desa Bojongkoneng di timur, Desa Tlagasana dan Desa Cikadu di selatan, serta Desa Bodas dan Cikadu di sebelah barat.
[irp posts=”41649″ ]
Secara administratif, Desa Cawet terbagi dalam lima dusun yaitu Kaliduren, Karangsempu, Kramat, Sipedang, dan Watugajah. Dari pusat Kota Pemalang, jaraknya sekitar 50 kilometer atau sekitar dua jam perjalanan darat.
Nama Cawet: Dari Celana Dalam hingga Sumber Air Abadi
Asal-usul nama Desa Cawet menjadi kisah menarik tersendiri yang diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut Kepala Seksi Pemerintahan Desa, Riswanto, terdapat dua versi sejarah lisan yang berkembang.
Versi pertama menyebut bahwa nama Cawet berasal dari gabungan kata “cawing” (kain penutup kemaluan) dan “tali”. Cerita bermula pada tahun 1825 ketika Adipati Pemalang, Adipati Reksodiningrat atau Kanjeng Pontang, datang untuk menetapkan kepala desa pertama. Saat itu, beliau menunjuk seorang sesepuh yang tengah menanam padi, hanya mengenakan cawing tali. Ia pun diangkat sebagai kepala desa pertama dan dikenal dengan nama Ki Lurah Cawing Tali, yang menjabat hingga 1847. Dari situlah, nama “Cawet” disingkat dari “Cawing Tali”.
Sementara versi kedua datang dari Kepala Desa Cawet saat ini, Taufik Saleh SPd, yang menyebut bahwa Cawet berasal dari kata “Cai Awet” yang dalam bahasa setempat berarti “air abadi”. Ini merujuk pada melimpahnya sumber mata air yang tak pernah kering di desa ini, termasuk dua sungai besar yang mengapitnya, yakni Kali Keruh dan Kali Polaga.
Ekonomi Lokal: Minyak Daun Cengkeh, Komoditas Bernilai Tinggi

Dibalik ketenangan dan keasriannya, Desa Cawet menyimpan potensi ekonomi berbasis alam yang menjanjikan, salah satunya dari hasil pengolahan daun cengkeh menjadi minyak atsiri. Dengan memanfaatkan teknik penyulingan, masyarakat memproduksi minyak daun cengkeh berkualitas tinggi yang kaya kandungan eugenol, senyawa aktif bernilai tinggi di industri farmasi, kosmetik, hingga aromaterapi.
Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan keahlian turun-temurun membuat produk ini menjadi andalan ekonomi lokal. Bahkan, dengan peningkatan teknologi dan promosi, potensi produk ini dapat menembus pasar nasional hingga internasional.
[irp posts=”41563″ ]
Taufik Saleh selaku Kepala Desa menyebut, “Minyak daun cengkeh ini bukan hanya membuka lapangan kerja, tapi juga memperkuat identitas desa kami sebagai sentra produk herbal alami yang berkualitas.”
Keindahan Wisata Alam Sekitar: Sejuk, Asri, dan Instagramable
Desa Cawet tak hanya menawarkan ekonomi, tetapi juga wisata alam yang sayang untuk dilewatkan. Di sekitar desa ini, wisatawan bisa mengunjungi Telaga Jendul di Bodas, yang dikenal dengan airnya yang berwarna kehijauan, dikelilingi pepohonan rimbun dan suasana tenang, cocok sebagai tempat melepas penat dan bersantai.
Tak jauh dari sana, Kedung Bunder hadir sebagai destinasi eksotis dengan pemandangan hijau menyegarkan. Bagi penggemar fotografi atau konten kreatif, tempat ini memberikan nuansa alam yang sinematik.
Dan yang paling memikat adalah Kedung Bening di Desa Majalangu, destinasi alam yang dikenal sebagai “Grand Canyon-nya Pemalang.” Cekungan besar dengan air jernih berwarna kehijauan hasil dari proses alami batuan purba ini menjadi daya tarik utama para wisatawan, baik lokal maupun luar daerah.
Komitmen Membangun Desa
Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Taufik Saleh SPd, Desa Cawet terus melakukan transformasi dari desa tradisional menuju desa mandiri berbasis potensi lokal. Pemerintah desa mendorong berbagai program pengembangan infrastruktur, pertanian berkelanjutan, dan promosi UMKM agar desa ini tidak hanya dikenal karena nama uniknya, tetapi juga karena kualitas hidup warganya yang terus meningkat.
Desa Cawet bukan sekadar titik di peta Kabupaten Pemalang. Ia adalah cerita tentang alam yang lestari, budaya yang hidup, dan masyarakat yang berdaya. Dengan segala keunikan sejarah, kekayaan alam, dan semangat warganya, Desa Cawet layak menjadi contoh desa potensial yang mampu menjaga kearifan lokal sekaligus menjawab tantangan zaman.
( Tim INformasinasional.com)