Profil Desa Paluh Manis
INformanasional.com, Dari Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kami ajak Anda menyimak kisah inspiratif dari sebuah desa yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tapi juga sarat nilai kebersamaan. Inilah Desa Paluh Manis, desa yang tumbuh dengan harmoni dan kerja keras di atas lahan seluas 2.000 hektar.
Berada di Kecamatan Gebang, Desa Paluh Manis dikelilingi sejumlah wilayah: di timur berbatasan dengan Kelurahan Pekan Gebang, di barat dan utara bersisian dengan Desa Securai Utara dan Selatan Kecamatan Babalan, sementara di selatan berbatasan langsung dengan Desa Padang Langkat.
Desa ini terbagi menjadi sepuluh dusun, dan dihuni oleh 6.127 jiwa per tahun 2025, meningkat dari 6.060 jiwa pada tahun sebelumnya. Komposisi etnis pun beragam: Jawa 37 persen, Batak 25 persen, Kalimantan 23 persen, dan sisanya adalah campuran dari Melayu, Karo, Aceh, Nias, Mandailing, Minang hingga Banten.
[irp posts=”41702″ ]
Mayoritas penduduk Desa Paluh Manis menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan perkebunan. Mata pencaharian warga tersebar mulai dari buruh tani sawah dan ladang, pedagang, pengrajin keranjang arang, pencari lidi kelapa sawit, hingga pelaku perbengkelan dan peternakan rakyat.

Tanaman unggulan di desa ini antara lain padi, kelapa, kakao, dan palawija. Sentra sawah tersebar di Dusun III Pasar Merbau dan Dusun IV Serapuh, sedangkan perkebunan kelapa sawit paling dominan berada di Dusun VI, VII, IX dan X.
Perlu diketahui, sektor ini juga didukung oleh keberadaan perusahaan besar, seperti PT Sewangi Sejati, yang mengelola lahan sawit dalam kawasan Desa Paluh Manis.
[irp posts=”41649″ ]
Sementara itu, sektor peternakan pun tak kalah berkembang. Dusun V, IX dan X menjadi sentra peternakan sapi, sementara Dusun I hingga III menjadi lokasi peternakan babi yang dikelola masyarakat secara mandiri.
Tiga tahun terakhir, wajah Paluh Manis mengalami banyak perubahan. Di bawah kepemimpinan Ngatimin sebagai Kepala Desa, pembangunan infrastruktur jalan dusun menjadi prioritas. Jalan setapak kini diperkeras menggunakan sirtu, rabat beton, hingga paving block, memperlancar akses warga dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa.
Tapi bukan Paluh Manis namanya kalau tak menyimpan kelezatan khas. Ya, durian kampung non-okulasi berusia lebih dari 70 tahun tumbuh subur di Dusun IX dan X Bukit Cinta Rakyat. Rasa manis dan aroma khas dari buah ini menjadikan Durian Cinta Rakyat sebagai buah unggulan yang kini rutin dipamerkan dalam festival durian dan pesta budaya desa.

Selain buah durian, desa ini juga dikenal dengan minuman fermentasi tradisional, yang diproduksi secara rumahan di Dusun IV Serapuh dan Dusun VII Gang Saudara, menggunakan air nira pohon kelapa dan aren. Tradisi ini menjadi bagian dari warisan budaya yang terus dipertahankan.
Dan di balik keberagaman etnis dan latar belakang budaya, kerukunan adalah nafas kehidupan di Desa Paluh Manis. Gotong royong menjadi identitas bersama yang menjadikan desa ini tumbuh, menyatu, dan dikenal luas sebagai desa yang damai.
[irp posts=”41638″ ]
Dari Paluh Manis, kami belajar bahwa kemajuan bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga tentang menjaga harmoni, melestarikan tradisi, dan menguatkan solidaritas sosial.
Reporter: Timmy Muharram